Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menembus 37 Terowongan di Bawah Uap Kereta Blackforest

8 April 2021   09:11 Diperbarui: 8 April 2021   09:25 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokomotif uap | foto: pixabay.com/hpgruesen—

Sering sekali, tanpa disadari banyak tempat menarik di sekeliling kita yang menyimpan banyak cerita di masa lalu luput dari perhatian. Bahkan ada yang tidak kita ketahui sama sekali keberadaannya. Begitu juga acara jalan-jalan yang kami lakukan dengan kendaraan peninggalan masa lalu ini.

Saya salah satu orang yang menikmati jika mengunjungi tempat yang menyajikan sejarah di baliknya. Sebetulnya, dulu saat sekolah, saya sangat tidak menyukai pelajaran sejarah. Tetapi entah alasan apa sekarang saya sedikit menyukainya. (Mungkin ini "kutukan" masa sekolah dulu).

Di Jerman banyak sekali tempat, bangunan, dan benda-benda yang usianya relatif tua. Misalnya, kereta api uap yang kuno ini. Kereta api kuno ini usianya belum mencapai 100 tahun. Diproduksi pada tahun 1936 oleh Henschen & Sohn, perusahaan yang memproduksi mesin, konstruksi kendaraan, dan persenjataan. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen lokomotif terpenting di Eropa. 

Tempat duduk di dalam gerbong kereta | foto: HennieTriana
Tempat duduk di dalam gerbong kereta | foto: HennieTriana
Secara kebetulan saya membaca mengenai rute istimewa yang ditawarkan kereta api Black Forest. Kereta api uap kuno ini hanya berjalan di rute khusus ini pada hari-hari tertentu saja. Karena tempat tinggal kami tidak terlalu jauh dari daerah Blackforest, maka kami putuskan untuk mencoba jalan-jalan dengan kereta nostalgia.

Tiket dapat dibeli secara online, atau membayar langsung pada petugas di stasiun kereta, sebelum berangkat. Kami pilih cara pertama, karena lebih praktis dan tidak perlu khawatir jika gerbong penuh.

Kereta ini hanya beroperasi setiap tahunnya pada hari Minggu dan Senin Paskah, hari Minggu pada pekan Corpus Christi, serta setiap hari Minggu bulan Juli hingga Agustus. 

Namun, jika musim panas terlalu kering, kereta ini tidak beroperasi. Menghindari percikan pembakaran batu bara yang kemungkinan bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lingkungan di sepanjang jalur yang dilewati kereta.

Rangkaian gerbong kereta api ini ditarik dengan menggunakan lokomotif uap, dengan bahan bakar batu bara. Asap berwarna abu-abu kehitaman mengepul di atas lokomotif. Serpihan yang sangat halus berwarna hitam, hasil pembakaran batu bara diterbangkan angin, memasuki gerbong dari celah jendela. 

Perjalanan Sepur ini dimulai dari stasiun kereta di kota Rottweil. Sekitar satu jam dari rumah kami menuju tempat ini. Setelah meninggalkan mobil di halaman parkir stasiun, kami menuju peron yang ditentukan. 

Lokomotif kereta uap | foto: HennieTriana
Lokomotif kereta uap | foto: HennieTriana
Stasiun kota Rottweil ini bukan stasiun besar, sehingga tidak sulit mencari di mana letak peronnya. Terlihat sudah banyak calon penumpang yang menunggu di sekitar kereta. Waktu keberangkatan masih beberapa menit, banyak calon penumpang yang memanfaatkannya dengan memotret lokomotif tua ini. 

Di bagian peron samping lokomotif terlihat masinis menerangkan cara kerja lokomotif ini kepada kami. Kebanyakan calon penumpang adalah keluarga yang membawa anak. Mereka terlihat sangat antusias mendengarkan, terutama anak laki-laki. Perjalanan dengan kereta zaman baheula ini pasti akan meninggalkan kesan yang khusus bagi mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun