Ogier Ghiselin de Busbecq adalah seorang diplomat di Turki pada abad ke-16, duta Kaisar Ferdinand I (Kekaisaran Romawi Suci). Dia menulis dengan antusiasme yang besar tentang keindahan tulip. Ogier de Busbecq kemudian mengirim beberapa umbi tulip kepada temannya, Carolus Clusius (Charles de l'Ecluse).
Clusius adalah seorang dokter dan ahli botani istana di taman herbal Kaisar Austria, yang kemudian menjadi profesor di Universitas Leiden, Belanda. Clusius adalah orang pertama yang menanam tulip di Belanda, tetapi hanya untuk tujuan ilmiah. Melalui penelitiannya, Clusius meletakkan dasar untuk budidaya tanaman umbi dan okulasi tulip.Â
Tulip yang ditanaman ini dicuri oleh orang-orang yang ingin mengambil keuntungan, dan menjualnya. Pada abad ke-17, tulip dianggap sebagai ratu bunga. Dalam waktu singkat tulip menjadi populer dan diminati. Namun, hanya orang kaya yang mampu membeli bunga dengan harga yang sangat tinggi ini.Â
Tulip mania pun muncul pada masa itu. Masyarakat tergila-gila dengan tulip, harga yang ditawarkan sepuluh hingga seratus kali lipat harga emas. Umbi tulip "Semper Augustus", bunga tulip dengan garis-garis putih, dijual dengan harga 10.000 Gulden. Jumlah yang pada saat itu setara dengan harga townhouse di Amsterdam.
Sekitar tiga setengah tahun lamanya kegandrungan tulip melanda warga. Namun, masa kejayaan tulip ini akhirnya berakhir. Harga turun drastis, perdagangan tulip ambruk. Para pedagang bangkrut, kehilangan mata pencaharian, dan menyisakan hutang yang menumpuk.Â
Kini bunga tulip yang merupakan bunga kesukaan orang Belanda ini bisa ditanam dan dimiliki oleh semua lapisan masyarakat. Di awal musim semi seperti saat ini dapat dijumpai bunga tulip yang dijual di semua toko bunga dan supermarket, dalam berbagai warna, ukuran, dan jenisnya.
Salam hangat musim semi!
Catatan
*Flandria; sebuah daerah historis di Eropa Barat yang sekarang wilayahnya terletak di Belgia, Perancis, dan Belanda.Â
-------