Plastik-plastik yang terkumpul ini kemudian disortir sesuai dengan golongannya. Jenis PET* (Polietilena tereftalat), sebagai bahan baku yang digunakan untuk membuat tas, dibersihkan dan diolah menjadi pelet. Sisa plastik jenis lain akan diteruskan ke pelanggan di bidang pasokan energi daur ulang.
Langkah ini untuk memastikan semua jenis plastik diproses dengan baik, dan tidak kembali lagi ke tempat pembuangan sampah dan mengotori lingkungan.
Proses pembuatan tas tidak dilakukan di Indonesia, tetapi di satu pabrik di Cina, karena masih minimnya infrastruktur di Indonesia yang diperlukan untuk proses produksi barang ini. Perusahaan startup Gotbag juga menyeleksi dengan baik perusahaan yang diajak bekerjasama, karena tidak ingin membuat limbah pabrik yang mengotori lingkungan.Â
Langkah yang dilakukan Benjamin dan Ramon ini paling tidak telah mengurangi dan selanjutnya menghentikan pencemaran laut. Diharapkan tindakan ini diikuti negara lain, serta berkelanjutan, untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan.Â
Saat ini selain ransel, mereka juga membuat barang lain berupa dompet, tas untuk laptop, dan sampul untuk paspor. Sejalan dengan filosofi perusahaan, membuat dunia menjadi lebih baik, pewarnaan produk daur ulang yang dibuat juga menggunakan bahan yang ramah lingkungan.
Startup dari Mainz ini dengan usahanya berusaha untuk membersihkan dan mengurangi pencemaran wilayah perairan, khususnya di Indonesia. Produk tas ini adalah yang pertama di dunia, yang hampir seluruhnya dibuat dari sampah plastik dari laut.
Catatan,
PET* (Polietilena tereftalat), adalah suatu resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman, dan wadah makanan. (Wikipedia.org)
-------
Hennie Triana Oberst
De, 05.03.2021