Sejak akhir minggu lalu cuaca mulai menghangat, dari sebelumnya temperatur udara di bawah nol menjadi plus 17 derajat Celcius, kehangatan suhu musim semi.
Masyarakat Jerman yang suka berkebun akan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Mereka terlihat mulai merapikan halaman dan kebunnya yang beberapa bulan terakhir beristirahat selama musim dingin.
Di Jerman, selain di halaman rumah, ada lagi tempat yang disukai untuk melakukan hobi berkebun ini, yaitu di kebun mini yang dikenal dengan sebutan Schrebergarten.
Asal-usul Nama Schrebergarten
Schrebergarten (kebun Schreber), mulai dikenal pada abad ke-19, dengan sebutan "Kleingarten" (kebun kecil).
Pada masa itu, industrialisasi yang berkembang menyebabkan banyak penduduk menjadi miskin karena kehilangan pekerjaannya. Kondisi kesehatan dan gizi warga yang buruk menyebabkan kerentanan terhadap penyakit, juga tingginya angka kematian.
Masyarakat diberi lahan untuk berkebun. Upaya pertama dilakukan di kota Kiel, 59 keluarga, masing-masing diberi tanah seluas 256 meter persegi di dekat kota, dengan harga sewa yang sangat kecil. Hal ini dimaksudkan agar mereka bisa menanam buah dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Nama "Schrebergarten" diambil dari nama seorang dokter dan profesor dari Universitas Leipzig, Daniel Gottlieb Moritz Schreber. Di era industrialisasi ini Schreber sangat peduli akan kegiatan anak-anak para pekerja mengisi waktu luangnya.
Schreber menyerukan agar area hijau dan taman bermain dibuat untuk anak-anak. Mereka bisa bergerak leluasa di udara segar dan di bawah pengawasan. Aktivitas ini akan membawa manfaat bagi kesehatan anak-anak. Taman bermain ini kemudian dinamai "Schreberplatz" (Platz = tempat, lapangan, alun-alun).