Cerita rakyat selalu ada di setiap daerah. Cerita rakyat tidak ada nama pengarangnya, karena disampaikan secara lisan secara turun temurun di masyarakat. Terlepas benar atau tidak, dalam cerita rakyat terkandung kisah bersejarah dari seorang tokoh, tempat, atau budaya yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
Legenda Putri Hijau yang berasal dari Kerajaan Tanah Deli ini mengisahkan tentang seorang raja dari Aceh yang jatuh cinta pada seorang putri. Putri Hijau, anak seorang raja dari Kerajaan Tanah Deli. Konon, kerajaan ini wilayahnya dari Langkat hingga ke Riau. Saat ini sebutan Tanah Deli (Sumatera Timur) adalah wilayah kota Medan dan kabupaten Deli Serdang.
***
Raja Tanah Deli memiliki tiga orang anak, yaitu Mambang Yazid, Putri Hijau, dan Mambang Khayali. Sebelum raja mangkat, beliau berpesan kepada putra-putrinya, agar saling menjaga dan melindungi satu sama lain.Â
Mambang Yazid menggantikan ayahnya. Sebagai anak sulung dan pengganti kedua orangtua yang telah tiada, Mambang Yazid tidak melupakan tanggung jawabnya untuk tetap memperhatikan kedua adiknya. Mereka bertiga dicintai rakyatnya, dan dipercaya sebagai penjelmaan dewa.
Dua adik Mambang Yazid tumbuh dan menjelma menjadi pribadi yang matang dan bijaksana. Putri Hijau yang sangat cantik mendapatkan namanya karena dari dalam tubuhnya memancarkan cahaya berwarna hijau. Dia senang sekali berjalan-jalan di taman kerajaan, di bawah sinar bulan purnama.
Cahaya hijau ini berpendar di langit hingga bisa terlihat sampai ke kerajaan di Aceh. Raja Aceh merasa heran dengan cahaya hijau yang itu, kemudian menugaskan menterinya untuk mencari tahu dari mana cahaya itu.Â
Setelah melakukan perjalanan panjang untuk memecahkan misteri warna hijau itu, menteri kerajaan memberitahu Raja Aceh, bahwa cahaya hijau itu berasal dari tubuh seorang putri, adik dari Raja Tanah Deli yang terkenal arif dan bijaksana.
Siang dan malam Raja Aceh  memikirkan Putri Hijau, dia ingin sekali bertemu, dan mempersuntingnya. Menteri kerajaan dikirim kembali ke kerajaan Tanah Deli untuk meminang Putri Hijau.
Mambang Yazid adalah seorang raja yang bijaksana, dia menghargai keputusan adiknya. Putri Hijau mengatakan, ia belum ingin bersuami. Keputusan ini disampaikan dengan hati-hati oleh Mambang Yazid kepada utusan Raja Aceh.
Penolakan pinangan ini membuat Raja Aceh murka. Ia memberi titah agar seluruh kapal lengkap dengan senjata dan prajurit disiapkan, dan berlayar menuju kerajaan Tanah Deli. Raja Aceh menitipkan pesan agar kerajaan Tanah Deli menyerahkan Putri Hijau, jika tidak, maka perang adalah jalan yang akan ditempuh.