Dulu, ketika masih tinggal dengan orangtua di Medan, saya sering ikut jika orangtua saya berkunjung ke saudara dan kerabat yang tinggal di luar kota. Kesempatan ini semakin jarang saya lakukan, dan akhirnya hilang setelah saya pindah ke ibukota. Sesekali saya ikut juga, manakala saya sedang berada di Medan.
Saya ingat pesan kedua almarhum orangtua kami, agar menjaga silaturahmi. Kami, tujuh orang anak-anak mereka berusaha untuk tetap menjalin hubungan persaudaraan ini, walaupun tidak tinggal di satu kota.
Mungkin memang saya termasuk orang yang beruntung, seperti ucapan beberapa orang teman dan kenalan dari Indonesia. Mereka mengatakan sering merasa kesepian, rindu ingin pulang ke Indonesia karena keluarga besar berada di sana.Â
Saya memang tidak merasa kesepian tinggal di Jerman, karena memiliki keluarga sendiri, dan ada dua orang saudara kandung saya yang tinggal relatif tidak jauh. Seorang kakak perempuan saya tinggal di Jerman, di negara bagian yang sama. Sedangkan adik bungsu saya tinggal di Swiss, di kota yang jaraknya bisa ditempuh antara 2 hingga 3 jam perjalanan dari rumah kami.
Jika kebetulan kami bertiga tidak punya rencana lain, sering masa liburan kami lewati bersama. Di rumah siapa kami akan berkumpul, akan disepakati bersama. Tidak harus bergiliran mengundang, tidak juga berlaku adik harus mengunjungi kakak, atau sebaliknya.
Kami bertiga memiliki pasangan dari budaya yang berbeda. Jadi, kebiasaan tiga budaya ini harus kami satukan, kemudian dipilih yang paling baik untuk semua. Â
Mengisi liburan dengan mengunjungi saudara seperti ini tidak selalu diikuti rencana besar, misalnya pergi ke satu tempat liburan. Saya betah dan cukup puas walaupun hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Berjalan-jalan di sekitar rumah juga sangat menarik, terutama jika musim panas.
Pada saat musim dingin seperti sekarang ini memang lebih nyaman berada di dalam rumah saja. Menikmati hangatnya suasana rumah dengan bercengkerama, makan (ini keharusan), dan terkadang masak bersama. Kami berusaha untuk tidak menghabiskan waktu terlalu lama di dapur, karena sayang sekali jika liburan pun harus repot dengan urusan masak-memasak.
Jika ada saudara yang akan datang, biasanya saya menyiapkan beberapa jenis masakan yang bisa saya bekukan. Makanan seperti rendang, bakso, sambal, dan bumbu masakan bisa dibekukan. Makanan beku ini bisa dikeluarkan kapan saja saat diperlukan. Kuliner setempat juga bisa dipilih yang tidak rumit. Ingin lebih gampang, bisa sesekali mampir ke restoran.
