Wangi rempah seperti kayu manis, bunga lawang dan jeruk adalah aroma khas yang menyelimuti Pasar Natal. Camilan manis kacang almond dibungkus karamel tak ketinggalan hadir di tempat ini. Tempat jualannya yang terbuat dari kaca dihiasi pernak-pernik nuansa natal dan musim dingin.
Seorang pria usia paruh baya menawarkan dagangannya dengan menyapa dan mempersilakan pengunjung pasar untuk mencicipi beberapa rasa camilan buatannya di dalam mangkuk kecil di depan gerainya.
"Ini enak, coba dicicipi," laki-laki itu berkata sambil menunjuk wadah keramik berwarna putih berstiker bintang warna merah. Ada lima mangkok keramik warna putih dengan stiker bintang dengan warna yang berbeda.
 "Enak, rasa yang menarik," begitu saya mengomentari kacang almond yang barusan saya cicipi itu. Sebetulnya saya kurang suka rasa spekulas, tapi tidak sanggup juga menolak tawaran penjual yang ramah itu, takut nanti ia berkecil hati.
Saya membeli sebungkus almond rasa karamel, rasa klasik ini salah satu yang saya suka. Pesanan saya dibungkus dengan kertas contong (berbentuk kerucut), sengaja untuk dinikmati sambil berjalan-jalan di area pasar.
Itu pengalaman di satu pasar Natal yang saya kunjungi tahun lalu. Saya suka sekali mengunjungi pasar Natal. Lebih sering pergi bersama suami dan putri kami, tetapi kadang-kadang bersama teman-teman saya, sekalian berbelanja pernak-pernik dan kebutuhan Natal.
Setiap tahun, menjelang akhir bulan November hingga mendekati hari Natal, diselenggarakan pasar Natal di hampir seluruh kota di Jerman. Bahkan beberapa perusahaan dan komunitas mengadakan pasar Natal juga.
Berapa lama pasar ini dibuka tergantung pihak pelaksana, kota-kota besar menggelarnya lebih lama, sedangkan komunitas dan wilayah kecil hanya beberapa hari saja.
Sejarah Pasar Natal