Kau bilang, warna kelabu ini terlalu tergesa-gesa hadir. Mestinya cukup sesekali saja ia menyapa, bersama hujan yang meninggalkan butir beningnya di ujung dedaunan.
Jubahmu mulai penuh dengan rontokan dedaunan merah marun dan kuning keemasan.
Masih ada beberapa gerombol daun hijau yang bertahan di pohon. Mereka akan gugur satu persatu pada waktunya nanti. Begitu katamu, sambil menunjuk ke arah bukit.
"Sampai ketemu lagi, waktunya aku beristirahat."
Oktober berkata di depan jendela dan melambaikan tangan.
Tok tok tok
November tersenyum di depan pintu, membawa lentera di tengah kabut.
"Selamat datang November," kataku mempersilakan masuk.
-------
Hennie Triana Oberst - DE.01112020