Menjelang musim dingin di Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya, banyak terlihat rumah-rumahan mungil untuk burung. Kandang kecil ini ditempatkan di halaman rumah penduduk, bukan sekadar hiasan, melainkan sebagai tempat untuk meletakkan makanan yang diperlukan burung-burung liar selama melewati musim dingin.Â
Menurut para ilmuwan, dahulu kala, semua burung hidup di habitatnya sepanjang tahun. Mereka kemudian bermigrasi di musim dingin ketika makanan yang diperlukan menjadi langka. Beberapa jenis burung, contohnya  bangau, pada saat musim dingin terbang ke Afrika. Ada juga sebagian jenis burung yang tetap bertahan di rumah mereka sepanjang tahun.Â
Spesies yang bertahan di rumahnya memiliki caranya sendiri melalui musim dingin untuk bertahan hidup. Ada burung yang menggembungkan bulunya, sebagai pelindung tubuh yang bisa diibaratkan sebagai jaket winter.
Sedangkan unggas dengan habitat di sekitar air yang akan beku selama musim dingin, mengatasinya dengan menurunkan suhu di kaki mereka hingga 0 derajat Celcius. Hal ini memungkinkan mereka untuk bisa berjalan di atas es tanpa membeku.
Musim dingin dengan keindahan hamparan salju putih dan titik-titik hujan esnya ternyata menyulitkan unggas-unggas liar untuk menemukan bahan makanan mereka. Suhu yang sangat dingin membuat air dan tanah diselimuti salju dan es. Bahan makanan mereka menjadi langka di musim dingin.
Oleh sebab itu, hewan-hewan ini berusaha untuk tidak menggunakan terlalu banyak energi agar bisa bertahan di cuaca yang sangat dingin.
Burung-burung pemakan serangga kecil akan mengubah kebiasaan makannya. Mereka beralih memakan biji-bijian dan buah-buahan yang ada di sekitar pohon, bahkan juga menyantap makanan yang dikonsumsi manusia. Memang tidak mudah bagi para unggas menghadapi musim dingin, terutama saat suhu sangat dingin dan beku yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Memberi makan unggas-unggas liar dianggap sebagai kewajiban moral. Orang Jerman menghabiskan sekitar 15 hingga 20 juta Euro setiap tahun untuk makanan burung, begitu menurut NABU (Naturschutzbund Deutschland e.V.), Asosiasi Pelestarian Alam Jerman.Â
Masyarakat di negeri ini memang sudah dididik sejak kecil untuk menyayangi dan tidak mengusik binatang dan tumbuhan hidup di lingkungan sekitarnya. Anak-anak akan terlihat sedih, misalnya ketika mereka bermain, ada seekor serangga yang mati.
Saya juga melihat bagaimana anak saya memarahi Sissy, kucing kami, saat Sissy membawa seekor burung kecil yang masih setengah hidup dengan mulutnya. Padahal Sissy adalah kucing yang sangat disayanginya.