Menurutnya, square dance adalah cara mereka untuk berolahraga. Gerak badan yang sangat bermanfaat terutama bagi kehidupan para lansia. Mereka tidak hanya sekadar menari, tetapi juga membagikan kebahagiaan kepada siapapun yang melihatnya.
Menurut hasil survei, orang yang paling bahagia di Tiongkok  adalah yang berusia di atas 60 tahun.Â
"Kebahagiaan datang seiring bertambahnya usia."
Sesuai tradisi Konfusianisme, para lansia mendapat tempat khusus dan diberi penghormatan tertinggi oleh generasi yang lebih muda.
Kebahagiaan yang mereka tebarkan melalui square dance ini punya banyak cerita di belakangnya.
Tarian rakyat yang berusia ribuan tahun dan tertanam kuat dalam budaya masyarakat Tiongkok.
Yangge, tarian rakyat pada festival panen, banyak dipagelarkan di Tiongkok Utara. Pada masa kekuasaan Mao Zedong, kebiasaan ini digunakan sebagai alat propaganda untuk menutupi kelaparan dan kekurangan pasokan makanan. Belakangan Yangge, budaya tradisional lainnya dan juga budaya asing dilarang untuk dilakukan.
Generasi ini kemudian mengalami reformasi pada saat pemerintahan Deng Xiaoping. Beliau memprakarsai kebijakan keterbukaan. Mengunjungi diskotik dan ruang dansa kembali diizinkan.
Perubahan sejarah dan sosial ekonomi masyarakatnya ikut berperan dalam penyajian tari modern yang diselenggarakan kaum lansia ini.
Mereka adalah generasi yang telah mengalami perang dunia, kemiskinan, kelaparan dan kekacauan pada era komunis di bawah kepemimpinan Mao.