Seorang kenalan saya, sebut saja namanya Sari, saat dia masih berpacaran, menurutnya  pria yang dia sukai adalah yang tidak langsing.Â
"Pokoknya bukan cowok yang macho, harus berisi badannya dan agak gempal, cenderung gemuk. Empuk kalo ngelendot." Begitu dia menjelaskan.
Memang Sari betul. Selera setiap orang memang berbeda-beda. Seandainya di seluruh dunia ini wanita punya keseragaman selera, padahal pria yang ada memiliki tipe yang berbeda-beda, mungkin akan terjadi perkelahian untuk memperebutkan pria idaman mereka.
Baru-baru ini saya mengobrol dengan seorang teman yang tinggal di Indonesia. Anna, wanita cantik ini sedang jatuh cinta pada seorang pria dari salah satu negara Eropa. Berbincang tentang cinta selalu menarik, apalagi mendengarkan cerita orang yang sedang kasmaran.Â
Anna berkata dengan antusias mengenai cowok barunya ini.
"Aku suka dia, cowok idamanku, macho lagi."
Cowok macho? Penasaran, maka saya tanya dia, "macho seperti apa maksudmu?"
Menurutnya, cowoknya itu berbadan atletis dan tentunya tampan.
Saya tanya lagi apakah pernah dia mengatakan pada cowoknya, bahwa Noah (sebut saja begitu) adalah cowok macho?
Untungnya belum pernah terungkap, begitu Anna menjawab.