Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tabrakan di Beijing

25 Juni 2020   16:12 Diperbarui: 7 Januari 2021   04:17 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengemudi dengan ponsel - foto: TheDigitalWay/pixabay.com

Refleks saya bangun dan membuka pintu pengendara, memintanya keluar. Seorang wanita yang terlihat ketakutan dan panik. Sebetulnya saya juga takut, dan gemetar sambil menahan sakit yang tak terkira.

Bahasa Mandarin saya tidak bisa diandalkan, maka saya berusaha menjelaskan dalam bahasa Inggris kepada beberapa orang yang menolong. Saya menelpon suami dan menjelaskan kejadian tersebut. Dia segera datang dengan seorang penterjemah dari kantornya.

Ketika menunggu di satu kafe tepat di depan tempat kejadian, wanita tersebut, dibantu yang menterjemahkan, mengatakan dia akan membayar berapa yang saya minta.

"Saya tidak butuh duit kamu," jawaban saya membuat wanita itu semakin gugup.

Tak lama suami saya dan Shelly (penterjemah) datang, disusul tidak lama kemudian polisi juga datang. Ketika berbicara di telepon tadi, Shelly mengatakan, sebagai orang asing di negeri mereka, harus dilindungi dan harus dilaporkan ke polisi soal kecelakaan seperti ini.

Saya tidak tahu bagaimana konsekuensinya jika menyebabkan kecelakaan, tetapi menurut Shelly, asuransi akan berpengaruh, premi akan mengalami kenaikan. Di samping itu biaya ganti rugi harus ditanggung yang menyebabkan kecelakaan.

Polisi memutuskan, wanita penabrak yang salah, mutlak, dia menabrak pejalan kaki karena mengemudi sambil menggunakan ponselnya.

Setelah urusan pelaporan dan pencatatan dengan polisi selesai, suami saya pergi menjemput putri kami ke Kindergarten. Saya menuju Rumah Sakit didampingi Shelly, bersama dengan wanita yang menambrak tersebut.

Di sana, setelah pendaftaran, luka lutut saya diperiksa dan dirontgen. Dikhawatirkan ada tulang yang retak. Untungnya (selalu ada untung di setiap kejadian), tidak ada cedera yang serius. Dokter mengatakan, jika sakit memburuk setelah 4 hari, maka saya harus kembali ke Rumah Sakit. Hingga malam hari urusan yang panjang ini selesai, sangat melelahkan dan membuat trauma.

Setelah lewat beberapa hari, alhamdulillah, luka dan sakit yang saya alami tidak memburuk. Kasus ini setelah lewat seminggu bisa ditutup. Begitu saran dari Shelly.

Di Cina, mengemudi sambil menggunakan ponsel, saat itu hingga tahun 2017, adalah pemandangan yang sangat umum. Entahlah, apakah sebetulnya ada larangan atau tidak, saya kurang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun