Maultasche adalah makanan dari daging yang dibungkus dengan adonan yang terbuat dari tepung. Sejenis dengan Ravioli dari Italia, atau Pangsit dari Indonesia dan Dumpling (Jiaozi) dari Cina.
Maultasche ini merupakan salah satu makanan khas dari daerah Swabia -- tepatnya kota Maulbronn -- di negara bagian Baden-Wuerttemberg.
Bentuk Maultasche adalah segi empat, mirip bentuk martabak mini yang ada di Indonesia. Cara penyajiannya yang paling sering dibuat sup dengan kuah kaldu, atau digoreng dengan taburan bawang goreng, disajikan dengan pelengkap salad kentang.
Masa Prapaskah umat Kristen dimulai setelah Karnaval, pada hari Rabu Abu yang berlangsung selama 40 hari hingga malam Paskah.Â
Selama masa Prapaskah -masa untuk refleksi diri- umat harus menahan diri dari kegemaran mereka, contohnya alkohol dan coklat. Secara tradisional tidak ada menu daging yang dimakan selama masa Prapaskah.
Sejarah Maultasche
Anggapan orang pada zaman dulu, Maultasche adalah hidangan orang miskin. Karena dibuat dari sisa daging dan roti, dicampur dengan sayuran.
Ada beberapa legenda dan mitos mengenai asal muasal Maultasche ini. Kisah yang paling bisa dipercaya adalah makanan ini berasal dari kota Maulbronn, tepatnya terjadi di Biara Maulbronn.Â
Pada suatu waktu di masa Prapaskah -sekitar abad ke 17- Biara Maulbronn mendapat kiriman daging dalam jumlah yang cukup banyak. Sementara saat itu, mereka sedang berpantang makan daging dalam rangka melaksanakan puasa Prapaskah.Â
Dengan maksud tidak mengecewakan Tuhan dan tidak ada perasaan berdosa, maka para biarawati mencincang halus daging tersebut, mencampurnya dengan bayam dan bumbu, kemudian daging tersebut "disembunyikan" dengan cara membungkusnya dengan lembaran adonan pasta, menjadi bungkusan berbentuk segi empat.
Dari bentuk dan asal tempat inilah makanan ini diberi nama "Maultasche".
Maultasche berasal dari kata; Maulbronn (Biara Maulbronn) dan Tasche = kantong, tas