Sebetulnya masih tiga minggu lagi hingga tiba masa liburan sekolah yang akan datang, liburan Paskah. Hampir di semua negara bagian, termasuk negara bagian Baden-Wuerttemberg di tempat kami tinggal memberlakukan libur tambahan dadakan karena pandemi corona yang penyebarannya semakin sulit dikontrol.
Murid dan guru diminta untuk melakukan kegiatan belajar mengajar melalui media online, termasuk juga banyak perusahaan yang memberlakukan hal sama, sementara untuk melakukan home office.
Hari ini semua penerbangan dari dan ke kota Stuttgart, ibukota negara bagian Baden-Wuerttemberg diberhentikan.Â
Hari ini, Senin, anak saya masih ke sekolah, walaupun hanya dua jam pelajaran. Untuk mendengarkan pengarahan dari guru kelas mereka, termasuk juga menerima beberapa tugas-tugas yang harus mereka selesaikan selama libur tambahan 3 minggu di rumah. Komunikasi selanjutnya akan dilakukan online antara guru, murid dan orang tua.Â
Cara bersekolah tanpa kontak langsung dengan teman-temannya seperti ini tentu kurang disukai anak saya dan teman-temannya. Sekolah di Jerman hanya mengenal kegiatan belajar di sekolah, bersosialisasi dengan murid lainnya dan guru. Sementara ini anggap saja mereka liburan dengan pekerjaan rumah yang banyak.
Mau ngapain liburan di rumah?
Saya termasuk orang rumahan, tapi bukan berarti tidak suka keluar rumah. Saya sangat suka jalan-jalan dan menikmatinya, tetapi saya juga sangat betah berada di rumah, bisa disebut saya ini introvert.
Bagi orang yang tidak betah di rumah pasti akan berpikir, ngapain di rumah terus. Sedangkan kebalikannya, orang seperti saya, betul-betul menikmati waktu-waktu di rumah. Bahkan ketika masa kost dulu, kalau sudah weekend dan tidak ada rencana pergi kemana-mana, saya menikmati sekali seharian berada di kamar kost. Ngapain aja?Â
Ada saja yang dikerjakan, dari mulai geser-geser mebel ganti posisinya, ngerapiin lemari, hingga malas-malasan sekedar menonton televisi atau mendengarkan lagu.
Akhir minggu lebih seringnya saya lewatkan dengan dua sahabat saya. Terkadang kami bergantian menginap, dari satu kost ke kost yang lain (nasib anak perantauan). Pergi makan dan belanja tentu tidak akan lepas dari umumnya kesukaan wanita.Â