Ini sebetulnya catatan mengenai gegar budaya pertama ketika menginjakkan kaki di negara Jerman. Sudah bertahun-tahun silam. Saat saya mengunjungi kakak kandung yang baru menyelesaikan studinya dan memulai hidup barunya di negara ini. Negara yang tidak pernah masuk dalam mimpi saya untuk menjadi tempat tinggal saya sekarang.
Sore itu kami jalan-jalan berdua menikmati kota. Di kota tempat lahirnya  Albert Einstein, seorang Fisikawan yang terkenal dengan teori Relativitasnya.
Tanpa saya sadari bahwa sebelumnya kami selalu menyeberangi jalan di tempat yang ada lampu lalulintas untuk penyeberang jalan.
Tersendat saat pertama menyeberang jalan di zebracross  tanpa lampu penyebrangan. Kakak saya tiba-tiba sudah berada di seberang jalan. Karena saya berjalan sambil menikmati keindahan kota dan bangunanya. Seperti berada di negeri dongeng yang ada di majalah Bobo.
Akibatnya saya tertinggal, berdiri di trotoar menunggu mobil yang sudah berhenti otomatis sebelum melewati garis.
Kakak saya dari seberang menoleh dan memberi tanda untuk menyeberang.
Pengemudi mobil senyum-senyum sambil mempersilakan saya untuk menyeberang jalan. Mereka pasti tahu kalau saya baru pertama berada di negara mereka. Aduh, malu juga rasanya saat itu. Cuma bisa ikutan senyum-senyum.
Kakak saya mengatakan, kalau ada zebra cross kendaraan akan berhenti sendiri tanpa kita perlu minta jalan. Hak pejalan kaki yang didahulukan untuk menyeberang.
Lain lagi jika ada lampu penyeberangan, maka lampu tersebut harus kita tekan agar lampu merah menyala untuk pengguna kendaraan.
Itu pengalaman pertama saya menyeberang jalan di negara maju.Â
***