Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Kita Berdiang Menanti Musim Berganti

9 Februari 2020   17:25 Diperbarui: 10 Februari 2020   04:09 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: travelaway.me

Sebentar lagi udara beku ini akan beranjak,
pelan-pelan meninggalkan kita yang masih menggigil di sini.
Musim yang hadirnya selalu membawa sendu.

Ayo, mari masuk menghangatkan diri di dalam rumah mungil kita.
Sekedar menghindar dari butiran salju yang luruh dari langit.

"Aku minum teh saja."
Suara hangatmu merambat lewat alur lantai kayu hingga merayapi aliran darahku.
Hangat sekali,
seperti hangatnya tatapan matamu
Kharisma yang kau tebar seolah menerangi seluruh semesta 

"Biar kuletakkan sepotong kayu di perapian sebelum apinya padam"

Sebetulnya kita tak butuh kehangatan dari bara itu.
Pelukan telah cukup menghadirkannya

Kita nikmati dari jendela ini saja keindahan salju yang terhampar di luar sana
Supaya dinginnya tak membekukan renjana kita.

-------

Hennie Triana Oberst

DE 09022020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun