Sejak masa kanak-kanak dulu Ibu kami suka sekali bercerita, kebanyakan memang cerita dongeng Nusantara, seperti misalnya Si Ande-Ande Lumut. Kedua orang tua kami sangat gemar membaca, mereka juga rajin membeli buku-buku cerita dan buku pengetahuan umum, salah satunya dari terbitan Balai Pustaka. Lemari besar di ruang tamu kami dipenuhi buku-buku, mirip seperti perpustakaan mini.
Â
Kebiasaan bercerita ini saya ikuti ketika menjadi seorang ibu. Saya selalu membacakan cerita pengantar tidur, cerita dari buku, atau terkadang bercerita begitu saja dari kisah-kisah yang masih menempel di dalam kepala. Cerita dongeng dengan akhir cerita lucu atau membahagiakan biasanya yang saya pilih, agar dia bisa tidur dengan nyenyak.
Rutinitas mendongeng ini terkadang tidak membutuhkan waktu sebentar, ada masa-masa ia sulit tidur.
"Sekali lagi Ma", pintanya untuk dibacakan ulang.
Begitu terus menerus, sampai terkadang bosan dengan cerita satu, maka cerita berganti dengan lainnya. Saking seringnya dibaca, ia pun akan hafal isi cerita dan di halaman yang mana.
Jika ada bagian yang (sengaja) dilewatkan putri saya protes.
"Sebelum kejadian itu, mestinya ceritanya begini Ma", begitu ujarnya. Mamanya tak bisa mengelak.
Ternyata memang anak-anak itu akan menyerap apapun yang kita ucapkan.
Ketika dia sudah duduk di kelas 1 Sekolah Dasar dan sudah mulai belajar membaca, saya membiasakan dia untuk membacakan cerita juga. Jadi kami bergantian, mulanya per kalimat kemudian paragaf demi paragraf. Sebenarnya ini salah satu cara untuk melatihnya membaca, juga membiasakannya untuk gemar membaca. Maka saat ia sudah mulai lancar membaca, saya minta ia membacakan satu cerita pendek.
Dengan membacakan cerita, orang tua dan anak akan bersama-sama mengikuti alur kisah itu. Menciptakan kebersamaan dan keharmonisan. Membuat ikatan batin antara anak dan orang tua semakin kuat.
Jangan pernah bosan membacakan cerita untuk anak. Karena kebiasaan ini bukan hanya sekedar membaca, tetapi lebih sebagai komunikasi antara orang tua dan anaknya.
-------
Hennie Triana Oberst
Germany, 20191118