Sering kita dengar pendapat yang mengatakan "Kita baru mengetahui karakter asli seseorang jika kita pernah menghabiskan waktu untuk traveling dan  menginap bersama". Ada benarnya pendapat ini, karena dalam perjumpaan yang terus-menerus itu sangat sulit untuk menutupi sifat dan kebiasaan asli seseorang.
Beberapa waktu lalu, ketika bermukim di negara Tirai Bambu, aku memiliki teman yang sangat dekat, kami empat orang wanita dari empat negara yang berbeda. Kedekatan kami dimulai dari kegiatan sekolah anak, mereka bersekolah di tempat yang sama, dan kemungkinan juga kami merasa senasib karena tidak berada di kampung halaman dan negara kelahiran (kecuali satu orang yang memang berasal dari Tiongkok).
Setiap tahunnya, sejak kelas 2 SD, selalu diadakan kegiatan study tour ke luar kota dari sekolah. Anak-anak akan menginap beberapa malam. Ketika mereka kelas 4 SD, kami, ibu-ibunya mulai berfikir untuk traveling bersama selama anak tidak ada. Selain untuk menyenangkan diri juga mengalihkan kekhawatiran mememikirkan anak yang sedang pergi dan jauh dari rumah. Kami putuskan untuk ke Xiamen, kota pelabuhan yang terletak di Provinsi Fujian.
Rencana perjalanan ini tanpa suami masing-masing, karena memang kebetulan para suami sering tugas ke luar kota. Ketika aku sampaikan rencana ini ke suamiku dia pun menyambut baik, karena ia tahu aku memang suka traveling, hanya untuk traveling sendirian di Tiongkok ini aku sering tidak percaya diri gara-gara kendala bahasa (alasan klise).
"Wah, aku antusias sekali dengan perjalanan ini", ujarku.
"Ya, sama, aku juga. Senang kamu nggak sendirian di rumah", celetuknya.
"Satu pengalaman baru yang pasti menyenangkan", lanjut suamiku.
"Ya, betul. Ada dua kemungkinan nih, persahabatan kami akan langgeng atau kebalikannya setelah perjalanan ini", aku mengatakan sambil tertawa lebar. Suamiku ikut tertawa.
Singkat cerita, semua terlaksana. Kami, sepertinya, hanya bertiga yang betul-betul menikmati liburan ini, walaupun ada kekurangan di sana-sini. Sedangkan satu orang lagi dari wajah dan sikapnya menunjukkan kekecewaan.
Itulah kenapa tadi aku bilang ada benarnya. Karena setelah perjalanan ini kami jadi mengetahui karakter yang lain.
Berlanjutkah pertemanan kami?