Oleh karena itu, memang tidaklah mudah melepaskan perbuatan mereka dari agama yang mereka sebutkan. Namun, HATI-HATI. Tuhan Yesus tidak bicara AGAMA APA pada ayat itu.
Kata-kata Tuhan Yesus adalah "menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah". Dengan demikian, siapa pun dan agama apa pun itu, seseorang bisa melakukan pembunuhan terhadap orang Kristen atas nama Allah!
Entahlah, apakah nahas bagi agama Islam dipakai oleh mereka melegitimasi kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan dengan menggunakan ayat Kitab Suci agama Islam sebagai dasar perbuatannya, saya tidak tahu.
Sebab, yang saya tahu dan juga kita tahu bersama dan hal ini tidak boleh membutakan mata kita, bahwa tidak semua umat Muslim adalah teroris. Itu berarti ada penyesatan dan kesesatan pemahaman ajaran agama. Sama seperti kita di dalam Kekristenan juga ada saja yang keliru dalam memahami ajaran iman Kristen.
Kalau itu ajaran agama, maka sudah lama kita saling bunuh-membunuh. Faktanya, kita masih hidup berdampingan. Kita masih saling ada. Kita masih saling tolong-menolong satu dengan yang lain pun ada yang satu piring bersama! Fakta ini tidak boleh kita anggap tidak ada.
Hanya saja, mungkin tidak diketahui oleh para pelaku, bahwa dengan mendasarkan perbuatannya sebagai ajaran agama, maka itu justru menggenapi perkataan Yesus di dalam Alkitab: "setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah".
Walau itu pribadi/kelompok, bukan agama itu sendiri, tetapi tanpa disadari oleh para pelaku bom gereja dan segala aksi terorisme terhadap kekristenan dengan membawa-bawa agama di dalamnya, mereka justru membuktikan bahwa apa yang ditulis di dalam Alkitab adalah benar adanya.
Kita tidak pernah tahu itu benar hingga mereka membuktikan perkataan Yesus itu benar. Haleluya!
Tak hanya itu, adanya rasa kebencian dalam berbagai rupa dan cara, itu juga membuktikan perkaatan Yesus, bahwa kita akan dibenci karena nama-Nya (Mat 10:22; 24:9; Mrk 13:13; Luk 21:17). Semua itu menggenapi firman-Nya.
Salib Kristus adalah Kasih
Hari ini kita merayakan Jumat Agung. Suatu hari khusuk di mana kita mengingat lagi kematian Yesus di kayu salib, bahwa Yesus telah lebih dahulu menderita bagi kita.
Salib Kristus sesungguhnya adalah untuk semua umat manusia, tetapi tidak semua orang menerimanya. Namun, Tuhan Yesus tidak mengajari kita untuk membenci orang-orang yang menolak Dia dan membenci kita.