Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Orangtua Lansia Menjadi Beban

23 Juli 2018   17:40 Diperbarui: 27 Januari 2019   00:41 3233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://cdn2.tstatic.net

Nyanyian Tanpa Maksud Doa Tanpa Tujuan

"Panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia ..." seakan telah menjadi lagu wajib kedua di Hari Ulang Tahun anak manusia menyusul Happy Birthday to You 

Syair lagu yang mengharapkan dia yang berulang tahun berumur panjang. Tidak terkecuali itu pun menjadi nyanyian dan doa anak-anak bagi orangtuanya, "Semoga mama dan papa panjang umur".

Akan tetapi, pernahkah kita bertanya kepada diri kita, yakni untuk apakah umur panjang itu kita pintakan kepada Yang Mahakuasa bagi orangtua kita? Apa maksud kita mengharapkan mereka berumur panjang? Apa tujuan yang hendak kita kerjakan dengan umur panjang mereka sehingga kita mendoakan itu?

Ataukah kita sekadar menyanyi? Sekadar mengucapkan doa dengan tanpa maksud apa-apa dan tujuan apa pun? Jika tak ada maksud dan tujuan, maka pertanyaannya adalah apa pentingnya umur panjang orangtua bagi diri kita sehingga kita pun ikut-ikutan mengaminkan itu?

Pertanyaan ini cepat terjawab kala kita masih seorang anak kecil, remaja, dan pemuda. Umur panjang orangtua di masa itu masih penting bahkan sangat penting bagi kita karena kita masih membutuhkan mereka. 

Kita masih memerlukan kehadiran mereka bagi kepentingan diri kita, yakni untuk mencarikan makanan dan minuman, untuk menyediakan segala kebutuhan kita, untuk mengurus segala keperluan kita, dan untuk menyiapkan semua yang penting bagi kita. Mereka harus panjang umur untuk hidup kita kala itu dan kehidupan masa depan kita.

Kini, kedua kaki kita telah tegak berdiri tanpa perlu kaki kerja mereka lagi. Kini, jari jemari kita telah kuat tanpa perlu genggaman tangan mereka lagi. Kini, otak kita telah cerdas dari kebodohan mereka.

Kini, kita bisa makan sendiri. Tak perlu suapan mereka lagi. Kini, kita bisa punya uang sendiri. Tak perlu pemberian mereka lagi. Kini, kasih sayang mereka tidaklah seindah cinta dari pendamping hidup yang telah memberikan cucu-cucu bagi mereka.

Lalu, masih perlukah umur panjang itu bagi mereka? Sepertinya masih diperlukan. Untuk apa? Untuk menjaga cucu-cucunya, karena kita harus bekerja. Untuk menjadi tukang masak, karena kita tidak punya waktu untuk itu.

Untuk menjadi penunggu usaha, karena kita tidak bisa berada di dua tempat yang sama. Bahkan, untuk memberi makan hewan-hewan kesayangan peliharaan di rumah, karena merekalah yang ada di rumah. Untuk semua itu, mereka masih kita perlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun