Mohon tunggu...
Thomas HenkB
Thomas HenkB Mohon Tunggu... Insinyur - Insan Sumber Daya Air. Any question about water resource?

Lets Think Simple.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menengok Porsi Pendidikan Non Formal dalam Sekolah dengan Kurikulum Merdeka

22 Juli 2024   15:55 Diperbarui: 23 Juli 2024   14:45 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: freepik

Menurut Standar Internasional Pengklasifikasian Pendidikan ISCED 1997 (UNESCO), jenis-jenis pendidikan ternyata tidak hanya dibagi dalam formal dan non formal saja, selain itu ada 11 jenis pendidikan lagi yakni adult education, continuing education, distance education, open education, life-long education, part-time education, dual systems, apprenticeships, technical-vocational education, training, special needs education, yang penjelasan dapat dibaca di akhir tulisan ini.

Pendidikan formal merupakan jenis pendidikan dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah, universitas, yang disusun secara bertingkat (ledder) mulai untuk usia 5 tahun hingga 25 tahun. Sedangkan pendidikan non formal merupakan aktivitas pendidikan yang terorganisir dan berkelanjutan yang tidak secara bertingkat serta durasinya berbeda-beda, dan dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar lembaga pendidikan dengan sasaran semua umur, yang biasanya berupa pengembangan kemampuan hidup sehari-hari (life skills), kemampuan bekerja (work skills), pengembangan budaya, literasi bagi orang dewasa, maupun pendidikan dasar untuk anak yang di luar sekolah. Simpelnya, sebut saja kursus-kursus misalnya kursus menjahit, kursus menari, kursusu bahasa, kursus renang, dan seterusnya.

Luar biasa effort sekolah saat ini, bila dibandingkan dengan zaman 1990 an dulu. Masuk sekolah jam 06.45, selesai sekolah jam 14.00, lalu lanjut kegiatan ekskul hingga 17.00. Sampai rumah jam 18.00, beberes, mulai belajar lagi dan mengerjakan tugas jam 20.00 hingga jam 22.00 hingga mata sayu dan berat lalu tidur untuk bangun lagi besok pagi jam 5 pagi.

Ternyata sekolah (misalnya di jenjang SMA) saat ini sudah mengkombinasikan pendidikan non formal dalam proses belajar mengajar di sekolah. Sebut saja misalnya ada kelas bahasa yang dapat dipilih sesuai minat pada jam sekolah, dimana siswa wajib memilih salah satu kelas bahasa. Lalu bejibun kegiatan ekstra kurikuler di sekolah mulai dari cooking class, robotic, coding class, pencak silat, menari, menyanyi, seni rupa (memahat dll), dan masih banyak lagi yang dapat dipilih siswa, biasanya hingga 3 pilihan ektra kurikuler tiap siswanya agar dapat membagi waktu dengan kegiatan lainnya

Apalagi dengan program kurikulum merdeka, dimana terdapat pembelajaran berbasis project untuk pengembangan soft skill dan karakter siswa dengan nama profil pelajar Pancasila yang merupakan pelajaran kokurikuler. Dalam pembelajaran di sekolah ini siswa diajarkan untuk mengembangkan konsep mulai dari menciptakan peluang usaha, memanage kegiatan usaha yang direncanakan sebelumnya bersama teman-teman dalam suatu kelompok misalnya berjualan makanan. Tidak terbatas sampai di situ, kurikulum merdeka juga termasuk pengembangan proyek rekayasa (tidak melulu usaha/bisnis), seperti rekayasa daur ulang, teknologi, dan lainnya dengan ajang berupa pameran beserta presentasi.

Nah, mari kita dukung sekolah dan anak-anak kita untuk Indonesia maju.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun