Mohon tunggu...
Thomas HenkB
Thomas HenkB Mohon Tunggu... Insinyur - Insan Sumber Daya Air. Any question about water resource?

Lets Think Simple.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siapa Bilang Seragam Sekolah Bukan Bagian dari Proses Belajar

17 April 2024   16:22 Diperbarui: 17 April 2024   16:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: freepik

Pertama-tama, seragam sekolah menunjukkan kedisiplinan. Terutama bagi anak-anak yang bersekolah pada jenjang pendidikan dasar, kedisiplinan menjadi pelajaran utama yang didapat dari sekolah. Bagaimana sang siswa sekolah dasar dapat berbaris, memperhatikan aba-aba teman maupun instruksi dari sang guru, duduk pada kursinya masing-masing tanpa rebutan, demikian juga dengan seragam.  

Dengan adanya seragam sekolah, pada malam atau sore hari (H-1) sebelum bersekolah, anak sudah diajarkan untuk menyiapkan pakaian seragamnya untuk keesokan harinya. Bila sang anak lupa, tentu saja anak dapat menjadi malu sehingga sang anak akan berusaha sebaik mungkin untuk mengingat besok pakai baju seragam yang mana (bila ada lebih dari satu macam pakaian seragam, seperti merah-putih, pakaian batik, pakaian pramuka, dan sebagainya). 

Dengan persiapan akan pakaian seragam tersebut juga akan membuka pikiran anak untuk bersiap-siap sekolah, yakni apakah masih ada PR (Pekerjaan Rumah) yang belum diselesaikan, atau ada tugas yang musti dikumpulkan keesokan harinya. Bisa dibayangkan tanpa adanya seragam sekolah, bahwa awareness semacam ini tentu saja akan sulit sekali terbentuk;

Kedua, seragam sekolah akan meningkatkan semangat anak dalam menempuh tingkatan belajarnya. Anak sekolah dasar yang berpakaian seragam merah putih, saat melihat kakaknya yang berada di jenjang pendidikan menengah pertama dengan pakaian yang berbeda, warna biru. Tentu saja akan membangkitkan semangat sang anak untuk terus menempuh pendidikan, karena dalam benak sang anak SD ini dia suda dapat membanyangkan bahwa suatu hari kelak dia akan naik kelas dan mengenakan seragam biru, selanjutnya abu-abu yang menunjukkan tahapan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Coba bayangkan bila dalam suatu sekolah ada anak SD, SMP, SMA yang semuanya mengenakan pakaian bebas setiap hari. Anak SD tidak akan memiliki awareness untuk level up seperti ini.

Ketiga, seragam sekolah akan menimbulkan memori atau kenangan tersendiri bagi sang anak saat dia sudah naik tingkat, bahkan saat dia sudah bekerja nantinya. Anak yang belajar dengan tekun dan mendapat prestasi yang baik di tingkat Sekolah Dasar misalnya, saat dia sudah naik ke jenjang SMP, memori kesuksesan dan perjuangan serta disiplin nya dahulu saat masih SD akan lebih mudah di flash back, ketimbang saat SD dia menggunakan pakaian bebas yang sama juga dia kenakan saat dia menginjak jenjang SMP. Seragam ini akan menjadi faktor pendukung untuk konsistensi pencapaian prestasi anak didik.

Keempat, seragam memberikan efek solidaritas terhadap teman-teman pada satu jenjang, serta mencegah kesenjangan sosial. Ini sangat penting dalam mengatur agar anak tidak diajarkan untuk bergaya hidup mewah, maupun agar anak tidak menjadi rendah diri karena pakaiannya kurang "mewah" dibandingkan teman-temannya.

Kelima, dengan memakai pakaian seragam maka satu masalah selesai setiap hari, yakni "saya mau pakai baju apa hari ini? Apa baju saya hari ini sudah keren? Teman saya pakai baju apa ya? Mau  nelpon ah teman saya agar bisa sama warnanya. Ini bila terjadi setiap hari ya tentunya sekolah bukan lagi menjadi tempat menempuh pendidikan, malah jadi ajang mode.

Selamat beraktifitas....Dan bagi yang beristirahat selamat beristirahat...Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun