Mohon tunggu...
Thomas HenkB
Thomas HenkB Mohon Tunggu... Insinyur - Insan Sumber Daya Air. Any question about water resource?

Lets Think Simple.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fabel Anak: Cita dan Kuda

12 Maret 2024   17:13 Diperbarui: 14 Maret 2024   14:17 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: open AI

Pada suatu hari hiduplah seekor Kuda yang sombong dan suka memamerkan kecepatannya. Kuda dapat berlari secepat kilat sehingga dia sering menantang hewan lain untuk berlomba lari. Semua hewan yang menandinginya pasti kalah. Suatu hari Cita datang ke hutan. Cita adalah seekor macan tutul yang sangat cantik. Saat mendengar kedatangan Cita, Kuda jadi tak sabar ingin menandinginya dan melihatnya kalah.

Keesokan harinya Kuda menemui Cita dan menantangnya "ayo lomba lari". Tapi Cita malah berkata "enggak mau ah malas". Kuda menjadi marah lalu Kuda berkata dengan marah "lomba lari saja malas".  Lalu Cita berkata "memang kenapa kalo malas?". Kuda semakin marah lalu berkata "artinya kamu pengecut!". Lalu Cita berkata "ok saya akan lomba lari lawan kamu kuda". Lalu Kuda menjadi lebih tenang dan berkata "nah begini dong".

sumber gambar: Open AI
sumber gambar: Open AI

Keesokan harinya lomba lari Kuda melawan Cita dimulai. Kelinci berkata siap,bersedia,maju. Pertamanya Cita diam saja di garis start, saat kuda melihat kebelakang Kuda yakin akan menang, tapi sayangnya karena Kuda melihat ke belakang Kuda jadi terjatuh karena Kuda seharusnya menghadap ke depan agar dapat melihat dan melompati batu. Barulah cita lari. Kali ini cita tidak melihat ke belakang dan terus melewati rintangan. Hingga cita sampai ke garis finish, tapi Kuda belum mengakui kekalahannya dan berkata "cita curang!, dia membuat saya terjatuh". Lalu Kuda berkata lagi "benarkan kawan -- kawan?". Lalu semua hewan menjawab Kuda "tidak itu kesalahan kamu sendiri Kuda, kamu melihat kebelakang karena ingin melihat keberadaan cita dan tidak berhati -- hati, cita adalah pemenangnya". 

Kuda jadi malu dengan kekalahannya, dan akhirnya kuda menerima kekalahannya dan berkata "iya aku yang kalah, maaf ya Cita saya menuduh kamu berbuat curang". Lalu Cita berkata "tidak apa apa Kuda, yang penting jangan diulangi lagi ya". Lalu kuda berkata "ok, terimakasih sudah memaafkan aku Cita". Lalu Cita berkata "sama -- sama Kuda". Lalu kuda berkata "Cita boleh tidak kita jadi sahabat?". Lalu Cita berkata "tentu boleh Kuda mari jadi sahabat".

Pesan Moral Dari Cerita Ini Adalah: Jangan Memamerkan Kehebatanmu Karena Pasti Suatu Saat Kamu Akan Jatuh Malu. 

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun