Mohon tunggu...
Alkemis
Alkemis Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup adalah hidup

Tertarik dengan sesuatu yang menarik pemikiran lebih dari biasanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Oi Sudah Idealis Beluum?

27 Januari 2018   23:11 Diperbarui: 27 Januari 2018   23:23 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang Idealisme disaat ini, seperti melemparkan suatu lelucon sangit yang menghasilkan pandangan miris meringis. Entah itu memantulkan Pesimistis, Curiga dan kemarahan. 

Pesimistis biasanya muncul dari mereka yang pernah hidup dalam pemikiran yang idealis kemudian dengan kerasnya realita membuat mereka terkubur, memendam menunggu ledakan idealis yang mampu melemparkan timbunan tanah yang mengubur indetitasnya. Kelompok birokrat mendominasi kelompok ini. 

Bagi yang curiga, merupakan bahan mentah yang perlu ditelusuri, mencoba menganalisa keaslian idealistis tersebut dan untuk beberapa waktu kecurigaan tersebut mencoba mengkalkulasi kemungkinan kelahiran idealistis menjadi realis. Kelompok ini merupakan kelompok analistis yang banyak terdiri dari kaum cendikiawan, pengamat dan kaum rohaniawan. Kelompok ini cenderung berada dipinggir konflik kelahiran suatu idealisme, walaupun terkadang idealisme itu lahir dari kelompok ini. Kelompok ini akan mewaspadai setiap aliran idealisme dan mencoba ikut dalam idealisme yang cocok dan dapat diikuti. Kelompok ini merupakan unsur penting dalam melahirkan idealisme yang murni. 

Lalu siapakah kelompok yang beraksi dengan kemarahan? Kelompok tersebut adalah mereka yang terancam oleh idealisme tersebut. Ancaman itu akan semakin nyata saat idealisme itu mengejawantah dalam bentuk gerakan dan manjadi nyata dalam minifestasi terhadap keadaan. Kelompok ini terdiri dari kelompok politik, pejabat, militer dan industriawan.

Idealisme saat ini di Indonesia berada pada ranah hubungan birokrat dengan pihak yang multi kepentingan, mekanisme pelayanan publik dan rekrutment. Dalam ranah hubungan birokrat dengan pihak yang memiliki kepentingan tertentu idealisme itu mencoba mengusut, membongkar dan memperbaiki praktek suap, korupsi dan Nepotisme dalam mekanisme birokrasi di bidang Politik dan Ekonomi. Wacana transparansi dan integritas dari Birokrat mulai terlihat bukan dengan omongan tapi dengan bukti. 

Inilah yang menjadi dasar bahwa idealisme itu telah lahir, yaitu saat munculnya birokrat yang bisa menunjukkan integritasnya dalam menjalankan Birokrasi di lingkup tanggung jawabnya dengan bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.Bagaimana idealisme dalam dunia rekrutment dan mekanisme pelayanan publik ? dua bidang tersebut masih bersifat prematur yang mengiginkan muncul namun masih terhambat oleh sistem dan lingkungan dimana idealisme itu bertelukung.Kembali ke dalam pemikiran, apakah yang membuat idealisme itu bisa tumbuh ?, walaupun masih dalam keterbatasan kualitas dan kunatitas namun benih idealisme tidak akan pernah usang untuk diacungkan pada setiap generasi, dia seperti cinta pada tema lagu pop yang tidak pernah berhenti menginspirasi setiap generasi. 

Apakah penerapan hukum yang tegak lurus merupakan pencetus idealisme itu? Saya kira bukan, seberapapun efek jera yang diundangkan tidak akan pernah berhasil bila sang pengemudi undang-undang tersebut tidak memiliki integritas. Hukum yang tegak adalah lahan subur, tapi bukan benih idealisme tersebut. 

Justru idealisme itu yang akan melahirkan hukum yang tegas. Ataukah kebijakan-kebijakan politik dan birokrat ?, ya sama dengan hukum mereka bukan pencetus. Jika kita melihat proses kelahiran Idealisme selalu bermula dari protes sosial mayarakat terhadap suatu keadaan yang tidak berkeadilan. Sumber yang sama ini bisa melahirkan idealisme positif namun juga bisa melahirkan idealisme negatif. Yang dimaksudkan idealisme negative dapat dicontohkan pada kelahiran Partai Nazi Jerman. 

Idealisme Nasionalitas yang lahir dari keterpurukan masyarakat Jerman. Apakah idealisme itu hanya bisa lahir dari suatu keadaan yang buruk, maksudnya dari suatu keadaan yang tidak berkeadilan atau keterpurukan? Sebagai insting dari Survival manusia ya, teori tersebut dapat dibenarkan. Namun ketika manusia telah mencapai tahap kemajuan dan menyadari bahwa kebutuhan akan kesempurnaan keadaannya sebagai manusia lebih penting daripada kekayaan maka idealisme itu akan berubah bentuk dalam suatu kesempurnaan. 

Pencapaian kesempurnaan itu akan mengacu pada kemajuan Filsafat, Sains dan Teologi. Ketiga bidang tersebut merupakan budaya manusia yang akan terus berkembang, dalam tanda kutip tanpa ada materialiastis mencampurinya menuju pada pencarian jawaban dari keberadaan manusia dan semesta. Saat kebenaran seluruhnya terungkap saat itulah kita akan memasuki tahap kehidupan. 

Jadi setelah kita runut proses tersebut dapatlah kita katakan bahwa idealisme adalah awal dari suatu kehidupan. Seperti halnya manusia yang mempertahankan kehidupan itu sendiri, demikianlah idealisme itu akan terus lahir dalam setiap generasi dalam setiap keadaan sebagai hakekat bagaimana manusia mencari kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun