,"mas nizar,perkasanya suamiku sayang,"
,"itu karena ramuan afrodisiak kamu sayang,hingga mas bisa memuaskan dua adinda,"
,"oh..mas nizar,rindu adinda sama kakanda terpuaskan,apa yang lia hayalkan beberapa hari ini sudah lia rasakan,"ucap Lia di akhir pelayaran kami,sedang aku memegang erat pantat bahenolnya.
Kami keluar kamar mandi bersama hanya dengan lilitan handuk,Lia di depanku.
,"mbok mi..nanti lia bantu,"ucapnya tersipu malu,berlari pergi.
,"mbok..tadi maaf,saya harus adil karena tadi malam sofi ketakutan minta saya temenin,"
,"iya pak,lagipula mbok khan sudah tua,asal jangan mbak sara dan mbak zahra,"
aku tersenyum
,"bapak kelihatan lelah,bekerja semalaman,biar mbok buatkan susu jahe madu,"
,"mbok..tahu saja,kedua istri saya semakin mengganas saja,"
,"ganas mana?,"
,"kalau mintanya,sofi lebih terus terang,kalau lia pakai malu malu kucing,tapi kalau sudah bertempur,lia ganas apalagi goyangannya bikin saya kelabakan,"
,"kalau itu mbok mi tahu,dari tubuhnya yang sintal,pasti lebih nikmat makanya pak nizar kalau mendesah ndak tanggung tanggung,"ucap mbok Mi tersenyum simpul di ikuti cengiran khasku.
Kami sekeluarga makan pagi,Sofi melirik Lia yang makan lumayan banyak dan aku juga tak kalah makan lumayan banyak,maklum baru saja mengeluarkan energi besar.
,"lia..kamu itu kalau makan kira kira,agar badanmu bagus seperti mbak sofi,mirip peragawati di TV,tidak seperti kamu nonjol semuanya,"
aku menaikkan sudut bibirku karena tak terima ucapan sofi,"kurus seperti papan gilasan memang pas kalau memperagakan busana tapi kalau untuk urusan bercinta,jelas semodel lia yang pas ,namanya menciptakan gempa bumi kan butuh pegangan,kalau lia nyengkeram payudara empuk,pantat empuk..he..he,"bisik hatiku.
,"ku beritahu..mas nizar suka wanita langsing,jika menikahimu dia cuma ingin beda rasa,itu cuma sebentar jadi kamu harus berpikir menguruskan badan agar cinta mas nizar awet,"sindir Sofi,Lia menunduk,aku tahu dia tersinggung ucapan madunya,tapi Lia memang selalu mengalah dengan Sofi,apalagi Lia merasa dia meminta Sofi membagi suaminya.
,"ah..mama,musim aja bisa berubah,apalagi selera papa juga bisa berubah nanti kalau mama keduaku kurus bisa cinta papa tergerus,"ucap Sara nyengir,tapi langsung menunduk ketika Sofi menatapnya tajam.
,"sudah..,sudah..sa,za dan lia,ayo berangkat,"ucapku menuju mobil di ikuti mereka,pertama mengantar Sara Dan Zahra ke sekolah,lalu Lia ke toko obat herbalnya,baru ke kantor.
Aku menjemput Sara dan Zahra ke sekolah,sambil menunggu waktu,aku masuk perpustakaan,memilih milih buku untuk ku baca sebagai pengisi waktu luang,aku mengambil majalah kalawarti Jaya Baya tahun 1986,yang sekarang aku yakin sudah tidak berproduksi karena memakai bahasa jawa yang pasti tidak di gemari anak muda sekarang,saat aku membalik tiba tiba jatuh selembar foto seorang remaja berpakaian seragam SMP,memakai kacamata tebal,kelihatan anak pintar tapi kuper,kalau melihat majalah yang ku pegang,anak ini sekolah sekitar tahun 86,seusia aku dan Sofi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H