Gaung Coding Mum sudah semakin ramai terdengar di belantara digital nusantara. Sejak tahun 2016, ketika saya pertama kali ikut dalam program belajar membuat website di Coding Mum Surabaya batch 1, saya tak berhenti menjadikan hal ini sebagai bahan pembicaraan.
"Ibu rumah tangga bisa coding?"
"Ibu-ibu beneran bisa coding? Bikin website? Bisa belajar sendiri? Itu bikin website dari apa? Dari web builder atau dari nol?"
"Yakin ada ibu-ibu yang mau belajar sendiri?"
Wah, kenyang komentar beginian saya kunyah halus-halus dalam dua tahun ini. Untungnya saya beneran mengunyah halus, karena banyak sari pati bergizi yang masuk ke tubuh ketika kunyahan itu saya telan.
Ya, program unggulan Bekraf untuk memberdayakan perempuan di ranah teknologi ini bukan tong kosong. Mengusung kata Coding di depan kata Mum juga bukan sekadar untuk gaya-gaya'an.
Kami, Coding Mum, beneran mengetikkan kode HTML, CSS dan Javascript dalam aplikasi editor semacam Brackets atau Sublime Code Editor.Â
Menyusunnya sedemikian rupa, mengisinya dengan teks, gambar dan video sehingga ketika disimpan rapi dalam bentuk file bernama: index.html , susunan kode itu berwujud sebagai WEBSITE nan cantik dan bisa digunakan.Â
Cerita lengkapnya bisa dibaca di blog saya berikut ini, Jurnal Coding Mum Surabaya Batch 1
Ya, ibu-ibu bisa belajar sendiri kalau ini hal yang paling diragukan. Mungkin anda akan terperangah melihat seorang ibu tetap fokus mengajarkan tahap demi tahap mengcoding website untuk dijadikan toko online, sambil memberikan ASI kepada anak balitanya.