Mohon tunggu...
Hening Nugroho
Hening Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Menulis itu sederhana Ig @hening_nugroho Waroenkbaca.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Garuda IKN: Ketika Sayap Burung Jadi Sasaran Kritik dan Kontroversi

12 Agustus 2024   22:47 Diperbarui: 12 Agustus 2024   22:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desain istana presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) sedang jadi topik hangat di kalangan para pengamat arsitektur dan netizen. Istana Garuda, nama yang diberikan untuk gedung megah yang bakal menjadi kantor baru Presiden, belakangan ini mendapat banyak sorotan bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena kesan "mistis" yang dituduhkan oleh beberapa pihak. Nah, kalau kita mau bicara tentang burung yang satu ini, sepertinya Garuda kali ini bukan hanya soal terbang tinggi, tapi juga terbang ke dalam perdebatan.

Desain yang diciptakan oleh Nyoman Nuarta ini mengambil bentuk burung Garuda yang sedang mengepakkan sayap. Secara harfiah, Presiden nanti akan berkantor di balik sayap-sayap besar Garuda. Jadi, bisa dibayangkan Presiden sedang "dipeluk" oleh burung raksasa setiap harinya. Romantis? Mungkin. Mistis? Beberapa orang bilang begitu.

Kritik bermunculan dari mereka yang merasa desain ini "terlalu berat di mistis." Mereka yang punya imajinasi liar mungkin melihat Garuda ini bukan sebagai pelindung bangsa, tapi lebih seperti penjaga rahasia gelap di balik tembok istana. Satu netizen bahkan bercanda, "Apa kita lagi bangun Hogwarts atau istana presiden, nih?" 

Namun, Nyoman Nuarta bukan tipe orang yang langsung lari ke pojokan begitu dikritik. Dia langsung mengeluarkan pernyataan yang tegas: "Kalau bikin ruko aja susah, nggak usah ngomong deh!" Cukup tajam, Pak Nyoman. Kalau bahasa satir bisa melukai, pernyataan ini pasti sudah bikin beberapa orang nyengir kuda.

Nuarta menegaskan bahwa desain ini murni hasil orisinalitasnya, tanpa ada campur tangan dari hal-hal gaib atau tiruan dari arsitektur lain di dunia. Sayap Garuda, katanya, dibuat seolah-olah sedang memeluk bangsa Indonesia. Jadi, buat yang masih berpikir ini mistis, mungkin perlu sedikit refleksi diri. 

Tetapi, nuansa mistis ini mungkin bukan sepenuhnya buruk. Anggap saja ini adalah cara arsitekturnya memberi sedikit bumbu eksotisme pada bangunan yang nanti akan menjadi sorotan dunia. Lagipula, apa salahnya jika istana presiden punya sedikit aura yang bikin orang berpikir dua kali sebelum melanggar hukum di depan Garuda yang "mengawasi"? 

Selain itu, Istana Garuda ini akan berada di atas bukit, dengan tinggi mencapai 70 meter dari puncak bangunan. Jadi, kalau Garuda ini memang mistis, setidaknya dia punya pemandangan yang bagus dari atas sana. Siapa tahu, kalau memang ada roh mistis di situ, mereka cuma lagi menikmati sunrise atau sunset yang indah. 

Di sisi lain, desain ini juga sangat ramah lingkungan. Ruang tunggu di istana, misalnya, dirancang tanpa penyejuk udara. Angin sepoi-sepoi akan mengalir masuk melalui celah-celah sayap Garuda, memberikan kesejukan alami. Kalau nanti ada yang kepanasan di dalam ruang tunggu, jangan salahkan desainer, tapi salahkan angin yang mungkin sedang malas berhembus. 

Meskipun begitu, ada yang perlu diakui: desain ini benar-benar unik dan tidak ada duanya di dunia. Apakah kita setuju atau tidak dengan elemen mistisnya, tidak bisa disangkal bahwa ini adalah karya seni yang mencerminkan kreativitas tinggi. Dan siapa tahu, mungkin ini memang jenis "mistis" yang kita butuhkan untuk membuat IKN dikenal dunia.

Bayangkan turis dari seluruh dunia datang ke IKN, bukan hanya untuk melihat keindahan alam Kalimantan, tapi juga untuk menyaksikan sendiri Garuda raksasa yang disebut-sebut memiliki kekuatan mistis. Kalau ini terjadi, kita bisa bilang bahwa desain ini sukses besar bukan hanya secara estetika, tapi juga sebagai magnet wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun