Masih, tak ada yang mengaku.
Vera menarik nafasnya, mengeluarkan jurus jitu, sekarang suaranya pelan namun lebih mengancam, "Ivan, katakan siapa yang taruh tikusitu?" tanpa emosi, sabar banget.
Ivannya masih bungkam.
"Kalau kamu tidak mau katakan, oke, aku mau laporkan ke guru BP!!"
DUARRR ...
Ivan kepojok, Vera mengancam, wataknya agak nekat, itu yang sangat ditakuti Ivan.
Lagipula Ivan tidak mau berulah dengan guru BP itu, Ivan tahu konsekuensinya jika
bermasalah dengan guru BP, minta ampun galaknya, bahkan melebihi Bu Ita yang sangar itu, penguasanya adalah seorang laki-laki, matanya juga tajam, kalau menatap orang kepalanya agak ditundukkan sedikit, agak sipit, mulutnya lebar, badannya sedang, tak besar atau kecil setinggi orang dewasa saja, dan yang paling nyentrik bagian rambutnya, kalau ditelan bulat-bulat mirip Yakuza.
Akhirnya Ivan menyerah, tidak mau menyimpan rahasia lebih lama, tangannya
menuding Ucok yang berada diseberangnya.
Vera muntab, wajahnya tidak lagi aduhai, malah lebih mirip serigala yang lagi meringis.Â
Tangan Vera melayang.
"Plaak," Vera menampar Ucok
"KITA PUTUS!"
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H