Mohon tunggu...
Hening Nugroho
Hening Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Menulis itu sederhana Ig @hening_nugroho Waroenkbaca.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kita Putus

28 Januari 2021   23:01 Diperbarui: 28 Januari 2021   23:08 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun semua orang ternyata ketipu, belum tahu akal bulus si Ucok, kawannya yang duduk bersebelahan,Ivan, kelihatan cengar-cengir. Kertas itu ternyata berisi kata-kata gombal untuk pacarnya sendiri : 

"halo sayang, lagi apa, sudah makan belum, kita ketemuan yuk, dan berakhir dengan kalimat cinta yang sudah karatan, "I Love You," disusul gambar hati diwarnai spidol pink.

What! Berarti Ucok bohong. Sudah jelas.
Gaya Ucok ternyata manipulasi, dia berdiri dari kursinya, bersembahyang dalam hati,
"ya Tuhan jangan sampai ketahuan," kepalanya nunduk tidak berani menatap gurunya langsung, jalannya menyilang-nyilang seperti orang ngompol. 

Selembar kertas yang baru dia
ambil dipegang tangan kanannya dan kertas yang berisi kata-kata gombal itu dia sembunyikan biar tidak kelihatan, dibalik, dan dilekatkan di depan dada. Nyaris Ucok berjalan seperti orang idiot.

Di depan kelas Ucok berdiri terpaku, matanya tidak jelas menatap kemana, mondar-mandir kesana-kesini, ternyata, aduh, bukannya menatap gurunya malah menatap pujaan hatinya yang duduk di kursi paling depan. Baru kali ini dia bisa menatap wajah pujaannya itu kalau sedang serius di kelas, cantiknya luar biasa, Ucok baru satu minggu menambatkan cinta dengannya, namanya Vera. 

Lengkapnya Vera Intan Purnamasari Mewangi Sepanjang Hari, panjang betul, namun teman satu kelas musyawarah sepakat manggil Vera cuma dengan sebutan VIP, singkatan dari Vera Intan Purnamasari. Dialah sang Primadona sekolah, tak cuma pintar, tapi juga cantik, punya segudang prestasi, bapaknya orang kaya, ibunya Kepala Polisi, macam-macam bisa dipenjara.

"Pleasee... " kata Bu Ita sedikit membentak.

Ucok kaget, lamunannya buyar, mengerling ke arah Gurunya yang hampir geregetan
karena Ucok sudah berdiri terlalu lama di depan kelas. Padahal giliran yang lain belum, sudah terkencing-kencing.

"Ucok, hurry up!" perintah Bu Ita lagi

"Yes Ma'am," Ucok tegang, keringetan, tak tahu harus berbuat apa. 

Sementara sang kekasih geregetan, dalam hatinya bilang, "goblok!" seperti tak
mengenal siapa yang sedang berdiri di depan kelas itu, kekasihnya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun