Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bukanlah anak yang bodoh atau gila. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami disfungsi secara fisik, mental, intelektual, sosial serta emosional yang terjadi karena faktor lingkungan seperti kemiskinan, bencana, konflik, atau akibat pola asuh yang kurang tepat didalam keluarga, serta dapat pula dikarenakan pola konsumsi makanan yang tidak tepat.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) Â di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak pada tahun 2017. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memberikan akses pendidikan kepada mereka adalah dengan membangun unit sekolah baru, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB), dan mendorong tumbuhnya Sekolah Inklusi di daerah-daerah.
Dari 1,6 juta anak berkebutuhan khusus tersebut, baru 18 persen yang sudah mendapatkan layanan pendidikan inklusi. Sekitar 115 ribu anak berkebutuhan khusus bersekolah di SLB, sedangkan ABK yang bersekolah di sekolah reguler pelaksana Sekolah Inklusi berjumlah sekitar 299 ribu.
Untuk memberikan akses pendidikan kepada ABK yang tidak bersekolah di SLB, Kemendikbud telah menjalankan program Sekolah Inklusi. Sekolah Inklusi adalah sekolah regular (non-SLB) yang juga melayani pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Di sekolah reguler, anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak-anak reguler lainnya, dengan pendampingan guru khusus selama kegiatan belajar mengajar. Pada tahun 2017, terdapat 32-ribu sekolah reguler yang menjadi Sekolah Inklusi di berbagai daerah.
Tingginya tingkat keberadaan ABK di Indonesia ini, memerlukan perhatian lebih khususnya bagi para orang tua. Mendidik dan menangani anak-anak sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang tua. Untuk itu pentingnya bagi para orang tua mengetahui karakter anak sedari dini agar bisa berpengaruh pada masa depannya.Â
Namun bagaimana jika anak-anaknya masuk ke dalam kategori anak kebutuhan khusus, tentu saja orang tua harus memiliki cara penanganan yang berbeda dibandingkan anak normal pada umumnya.Â
Anak-anak yang masuk ke dalam kategori kebutuhan khusus ini memang memiliki perilaku yang berbeda jika dibandingkan dengan anak normal pada umumnya, mulai dari perilaku, mental, emosi, serta fisik.Â
Karena berbeda dari umumnya, maka anak-anak kebutuhan khusus tentunya membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih spesifik. Nah berikut ini beberapa cara menangani anak-anak berkebutuhan khusus.
1. Orang Tua Harus Lebih Terbuka Pemikirannya
Sebelum menangani anak, tentunya orang tua sendiri haruslah lebih terbuka pemikirannya mengenai anak-anak berkebutuhan khusus ini.Â
Sikap keterbukaan ini tentunya di tunjukkan dari rasa menerima segala kondisi sang anak. Dari sikap keterbukaan ini orang tua bisa mencari usaha dan  cara yang tepat untuk mendidik anak. Tanamkan ke dalam diri jika anak berkebutuhan khusus bukanlah aib yang harus ditutupi. Jika hal ini dilakukan hanya akan memperparah kondisi anak ketika sudah dewasa.