Mohon tunggu...
heni arasyd
heni arasyd Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

philocalist💐🪶

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

teori empati dari martin hoffman

18 Januari 2025   01:31 Diperbarui: 18 Januari 2025   01:31 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

7. Teori Empati dari Martin Hoffman adalah salah satu kontribusi penting dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan bagaimana empati berkembang pada individu sepanjang hidup mereka. Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan, berfokus pada bagaimana perasaan empatik—yaitu kemampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain—muncul dan berkembang sejak masa kanak-kanak dan bagaimana empati dapat memengaruhi perilaku sosial dan moral.

Pengertian Empati Menurut Martin Hoffman

Hoffman mendefinisikan empati sebagai kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, baik secara kognitif maupun emosional. Berbeda dengan simpati, yang lebih berfokus pada rasa kasihan atau keinginan untuk membantu, empati mencakup pemahaman yang mendalam tentang pengalaman emosional orang lain. Menurut Hoffman, empati adalah aspek dasar dari moralitas, karena dengan merasakan perasaan orang lain, individu akan lebih cenderung untuk bertindak dengan cara yang mendukung kesejahteraan orang lain.

Tahapan Perkembangan Empati

Hoffman mengusulkan bahwa empati berkembang dalam beberapa tahap, yang dimulai sejak usia dini dan berlanjut seiring dengan pertumbuhan individu. Berikut adalah tahapan-tahapan perkembangan empati menurut Hoffman:

  1. Empati Global (Global Empathy) - Bayi dan Anak Kecil (Usia 0-2 tahun)
    Pada tahap ini, bayi atau anak kecil mulai menunjukkan reaksi emosional terhadap perasaan orang lain, meskipun mereka belum dapat membedakan antara perasaan diri sendiri dan orang lain. Sebagai contoh, jika bayi mendengar suara tangisan bayi lain, mereka mungkin merasa cemas atau terganggu. Reaksi ini merupakan bentuk awal dari empati, meskipun masih sangat terfokus pada respons emosional yang sangat dasar dan belum mengarah pada pemahaman kognitif.

  2. Empati yang Didorong oleh Proyeksi Emosional (Egocentric Empathy) - Usia 2-4 tahun
    Pada tahap ini, anak-anak mulai mengenali bahwa orang lain memiliki perasaan yang berbeda dari mereka sendiri, tetapi mereka masih cenderung mengasosiasikan perasaan orang lain dengan perasaan mereka sendiri. Misalnya, jika seorang anak melihat teman mereka terluka atau sedih, mereka mungkin merasakan kecemasan atau kesedihan yang serupa, namun mereka tidak sepenuhnya menyadari bahwa perasaan tersebut mungkin tidak sama dengan apa yang mereka rasakan. Dalam tahap ini, empati anak masih berfokus pada respons emosional yang egosentris, di mana mereka merasakan perasaan orang lain tetapi dengan cara yang sangat terhubung dengan pengalaman mereka sendiri.

  3. Empati yang Terfokus pada Perspektif Sosial (Perspective-taking Empathy) - Usia 5-7 tahun
    Di tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain. Mereka mulai memahami bahwa orang lain memiliki pengalaman, pemikiran, dan perasaan yang dapat berbeda dari mereka. Pada titik ini, anak-anak dapat merasakan empati terhadap orang lain dengan lebih akurat dan mendalam, karena mereka dapat mengidentifikasi perasaan orang lain tanpa terlalu mencampurkan perasaan mereka sendiri.

  4. Empati Moral dan Pro-sosial (Moral and Pro-social Empathy) - Usia 8 tahun ke atas
    Pada tahap yang lebih maju ini, empati tidak hanya melibatkan pemahaman perasaan orang lain, tetapi juga dorongan untuk membantu dan berperilaku secara pro-sosial. Anak-anak mulai mengembangkan perasaan tanggung jawab moral terhadap kesejahteraan orang lain, yang menjadi dasar untuk tindakan-tindakan moral seperti berbagi, membantu, dan merawat orang lain. Empati ini berhubungan dengan pengembangan nilai-nilai sosial dan moral yang lebih kompleks, yang dipengaruhi oleh norma-norma sosial dan budaya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati

Menurut Hoffman, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan empati pada individu, antara lain:

  1. Pengalaman Emosional dan Sosial
    Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pengembangan empati, di mana mereka melihat contoh perilaku empatik dan menerima respons emosional yang hangat dan perhatian dari orang tua atau pengasuh, cenderung lebih empatik.

  2. Interaksi Sosial dan Pembelajaran Model
    Pengalaman interaksi sosial dengan teman sebaya, keluarga, dan masyarakat berperan penting dalam memperkaya pemahaman anak tentang perasaan orang lain. Anak-anak yang memiliki kesempatan untuk melihat dan berinteraksi dengan orang lain dalam situasi yang emosional akan lebih mampu mengembangkan empati.

  3. Kognisi Moral dan Pengalaman Moral
    Empati juga dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan kemampuan untuk memahami norma-norma moral. Anak-anak yang diajarkan nilai-nilai moral yang melibatkan penghargaan terhadap perasaan orang lain lebih mungkin mengembangkan empati yang lebih kuat.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun