Mohon tunggu...
Heni Susilowati
Heni Susilowati Mohon Tunggu... Lainnya - pelayan masyarakat

Khairunnas anfa'uhum linnas

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Merawat Bunga Cinta

23 September 2023   08:22 Diperbarui: 23 September 2023   08:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Usia perkawinan anda sudah mencapai dua angka? Selamat, anda sudah melewati tahap adaptasi dari dua dunia berbeda yang menyatu. Ya, perkawinan adalah penyatuan dua dunia yang berbeda. Dalam pemikiran orang yang belum menikah mungkin dunia pernikahan adalah sebuah kebahagiaan belaka. Menghabiskan waktu dengan orang yang kita cintai, saling berbagi cinta dan kasih sayang. Duh, indahnya dunia. Dan ketika pesta perkawinan telah usai, satu persatu kita akan dihadapkan pada kenyataan-kenyataan yang mungkin jauh dari  yang dibayangkan sebelumnya.

Mulai dari kebiasaan pasangan yang sebelumnya tidak diketahui sampai timbulnya perbedaan prinsip dan cara pandang yang kadang menghadirkan selisih paham. Handuk yang teronggok di kasur, susunan pakaian yang ditarik tak beraturan, Pasta gigi tak bertutup, oli motor kekeringan, dengkuran kecapekan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut remeh sih sebenarnya tapi yang menjadi agak berat adalah kita akan menjalaninya seumur hidup. Untuk itulah, kita perlu membiasakan diri dengan perbedaan. Karena dialah yang kita pilih untuk menemani sisa umur kita. Bagaimana merawat bunga cinta agar keharumannya senantiasa semerbak?

1. Mengingat ulang awal pertemuan

Mencoba mengingat perjuangan bagaimana mampu sampai pada tiitk kebersamaan mungkin akan mengembalikan semangat untuk meneruskan perjalanan panjang perkawinan. Ingat kembali halangan dan rintangan yang dengan susah payah di lalui. Momen-momen sedih yang dilalui bersama akan membangkitkan kembali rasa sayang pada pasangan.

2. Ingat Kebaikan-kebaikannya

Ingat kembali kebaikan-kebaikan pasangan. Mungkin dari  hal-hal kecil, membantu jemur pakaian, melayani makan dan minum. Atau mungkin saat suami menolong mencucikan baju ketika istri bersalin. Atau istri yang setia menunggui di Rumah Sakit sekaligus mengambil alih mencari nafkah ketika suami sedang tak berdaya.

3. Bayangkan jika Ia tak ada

Agak sedikit ekstrim sih, tapi bisa dicoba untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dan kemaafan. Bayangkan jika pasangan kita tiada. Kita menjadi Janda atau Duda. Bisakah kita lalui hari-hari kita seperti dulu lagi? Jadi, selagi dia masih ada isilah hari-hari kebersamaan dengan baik. Kita tidak pernah tahu sampai umur berapa kita akan bersama dengan pasangan.

4. Luangkan waktu bersama

Tidak perlu booking hotel atau resort mewah. Sederhana saja. Jika anak-anak masih balita bisa dititipkan neneknya sebentar. Ijin beli popok atau sabun ke mini market berdua saja. Pulang belanja jajan mie ayam atau bakso sambil cerita-cerita. Maksimal hanya menghabiskan satu atau dua jam. Mengembalikan rasa bahwa “Kau masih tetap satu-satunya yang kucintai” dan “Aku masih membutuhkanmu” itu saja essensinya.

Perlu dipahami bahwa dua insan yang menyatu dalam ikatan perkawinan adalah dua orang yang memiliki karakter yang berbeda dan dari dunia yang berbeda. Tentu saja akan terjadi banyak ketidak samaan. Apalagi jika latar belakang keluarganya juga berbeda. Hal yang berbeda itu akan sangat sulit untuk kita ubah, kita hanya perlu menerima dan menyesuaikan. Untuk hal-hal yang tidak bisa kita terima sama sekali, dapat kita kompromikan dengan pasangan. Dari sekian banyak perbedaan, kita hanya disatukan oleh satu hal, yaitu cinta. Dan cinta tidak memiliki banyak persyaratan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun