Mohon tunggu...
Hengky Fanggian
Hengky Fanggian Mohon Tunggu... Wiraswasta -

There Must be a Balance Between What You Read and You What Write

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Artikel Kompasiana Bisa Nangkring Pula di YouTube

12 Desember 2016   14:57 Diperbarui: 12 Desember 2016   17:55 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rekan-rekan kompasianer sebagaimana pernah saya utarakan di Kompasiana sebelumnya, yakni di sini dan di sini. Saya telah mencoba eksprimen mentransform artikel Kompasiana yang semula harus dibaca menjadi bisa didengar atau ditonton (ilustrasinya). Eksperimen ini telah saya masukkan ke YouTube di sini dan di sini. Rupanya ada rekan kompasianer yang tertarik dan meminta agar artikelnya juga ditransformasi ke bentuk YouTube. Hasilnya dapat rekan lihat di sini.

Mungkin rekan bertanya apa fungsinya repot-repot mentransformasi artikel tulis menjadi bentuk video seperti itu. Sebetulnya jawaban ini pernah saya jelaskan di artikel saya yang saya sebut di atas. Maksudnya adalah agar rekan Kompasianer yang sedang mengendarai mobil dapat pula menikmati ide/pemikiran rekan kompasianer lain via audio (pendengaran).

Amat sayang kalau ide/pemikiran kompasianer yang sangat berharga tak dapat kita akses hanya karena kita sibuk menyetir mobil atau akitivitas lainnya. Sehingga mata tak mungkin melekat pada layar. Bisa pula bila kita ingin nyantai namun mata sudah penat untuk membaca maka bentuk video akan meringankan tugas mata kita. Lagi pula videonya berisi gambar/foto pendukung terhadap artikel tersebut. Semua video yang saya buat mutlak butuh artikel seperti yang ada di Kompasiana.

Kompasianer senior yang merupakan mentor saya bertanya kenapa kok jadi berdurasi lebih lama setelah berubah jadi video. Ya benar memang demikian karena kecepatan mata membaca jauh lebih cepat daripada kecepatan mulut untuk mengucap, sekalipun rekan Hire Tante Super Cerewet sekalipun. Jadi, satu-satunya jalan adalah artikel rekan harus padat atau dibuat berseri. Kalau bisa jangan melebihi 2 atau 3 halaman.

Mungkin rekan ada yang bertanya kenapa film Hollywood yang bersumber dari novel laris berhalaman 500 atau bahkan 1.000 halaman dapat difilmkan dengan durasi maksimal dua jam. Nah, itu kan karena sebelumnya telah diadaptasi lebih dulu oleh penulis skenario. Di film semua gambar betul-betul dioptimalkan untuk dapat “berbicara” dengan seribu kata. Itu diperlukan penulis script yang superjago, itu pun kadang bagi penggemar novel fanatik masih saja belum puas, maka biasanya untuk memperkecil kekecewaan… sang penulis dilibatkan dalam pembuatan film tersebut.

Ini jangan ditanyakan lagi ya sebab terlalu jauh dari kemampuan saya. Lagi pula saya bahkan tak pernah minat buat video lucu-lucuan konyol seperti yang banyak dibuat Youtuber Indo, bisa merinding seluruh bulu kuduk saya buat video jenis begituan, meskipun sesungguhnya yang seperti itu justru sangat banyak viewer-nya dan pastinya jauh lebih sederhana dari film Hollywood.

Maksud kita di sini hanyalah sekedar melakukan sosialisasi lebih luas terhadap artikel kompasiana agar dapat “dibaca” di mana saja & kapan saja. Saya mencoba menawarkan ide itu kepada rekan semua agar artikel Kompasiana makin semarak di mana saja kapan saja.

Selagi saya masih semangat bereksperimen, bila rekan berminat artikelnya dinarasikan dalam video… maka jangan segan untuk hubungi saya. Silahkan tuliskan komen rekan. Ok sekian dulu, Have nice weekendSalam Kompasiana. Rekan semua!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun