Mohon tunggu...
Hengky Dwi Cahyo
Hengky Dwi Cahyo Mohon Tunggu... Buruh - Tukang Nyeting Server Dell, HP, Sophos, Fortigate, Mikrotik dan Networking

CEO Hens Automotive Services - Bengkel Spesialis Electronic & Engine Mercedes Benz www.tokoplakat.id

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Maaf Ir. Soeratin, PSSI Sementara Dicoret dari Buku Panduan Belajar Mengajar

23 April 2015   09:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:46 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pada tahun 1928 adalah tahun yang sangat bersejarah karena tahun 1928 adalah sebuah tahun yang dikenang sebagai cikal bakal digagasnya persatuan Indonesia yang kemudian dikenal dengan ikrar suci Sumpah Pemuda dan di Tahun 1928 pula Ir. Soeratin kembali ke Indonesia setelah menempuh pendidikan di heklenburg dengan gelar insinyur kemudian beliau bekerja di perusahaan kunstruksi asal belanda. Di sela-sela kesibukannya Bapak Soeratin masih berfikir tentang perjuangan dan bagaimana caranya agar Indonesia terbebas dari belenggu penjajahan, Maka tercetuslah ide dari beliau untuk mempersatukan dan memperkuat nasionalisme pemuda Indonesia melalui olahraga Sepak Bola, hal ini juga menjadi salah satu realisasi nyata dan cerdas dari Sumpah Pemuda.

Akhirnya ditahun 1930 mimpi Soeratin muda untuk membentuk wadah sepak bola nasional terwujud. Kemudian soeratin mengundang beberapa tokoh dari berbagai daerah untuk mengadakan pertemuan rahasia yang dilakukan sembunyi-sembunyi karena ada kekawatiran bakal dihadang oleh pemerintah kolonial Belanda dan hasil nyata pertemuan itu adalah berdirinya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Sungguh sebuah cita-cita mulia Ir Soeratin saat mendirikan PSSI dengan semangat untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan persatuan Pemuda Indonesia lewat olahraga sepak bola yang memang terkenal murah meriah dan bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi sekarang dimana fanatisme pada klub sepak bola yang sengaja dipelihara secara berlebihan menjadi salah satu faktor kunci gesekan, tawuran dan ketidakharmonisan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Pertandingan sepakbola selalu jadi momok menakutkan karena supporter Team A bisa menyerah Supporter Team B tanpa atau sebaliknya tak jarang pula Supporter Bola menyerang dan merusak rumah warga masyarakat yang tidak tahu menahun peseteruan yang terjadi.

Mungkin dialam sana Ir. Soeratin bersedih melihat kondisi PSSI yang telah beliau dirikan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional menjadi sebuah organisasi yang bobrok dan hanya dikuasai oleh segelintir orang dan kelompoknya yang senantiasa bersembunyi dibelakang bokong FIFA yang pelan tapi pasti mulai menghancurkan sportifitas hiburan sepak bola Indonesia menjadi horor sepakbola yang konon ada mafia pengaturan score, match fixing, kerusuhan, pemain asing meninggal karena gaji tak terbayar deelel.

Hingga akhirnya MENPORA benar-benar mencampakkan PSSI pasca SP1, SP2, SP3 tak ada respon dan balasan dari PSSI. PSSI benar-benar angkuh dan jumawa merasa sangat kuat bahkan peringatan pemegang otoritas tertinggi semua cabang olahraga dicuekin dan seolah-olah PSSI itu sangat kuat tanpa bisa di supervisi dan hanya FIFA selalu FIFA, FIFA dan FIFA menjadi tameng padahal PSSI itu Indonesia banget yang didirikan oleh seorang lahir di Jogja yang Indonesia banget tujuannya juga untuk Indonesia Banget bahkan sebagian Dana oprasional PSSI juga dari pemerintah Indonesia Banget kok bisa merasa & berpendapat kalau hanya FIFA yang bisa intervensi PSSI, Ya wajar saja kalau MENPORA mengkartu merah PSSI bukan hanya tidak mengikuti intruksi atasan namun malah terkesan menantang atasan hingga akhir cerita PSSI dibekukan dan siap dipetieskan.

Dengan dibekukannya PSSI mau tidak mau nama PSSI sementara akan hilang dari Mata Pelajaran Ilmu sosial namun akan tetap ada dalam buku sejarah karena sejarah tetap sejarah yang tak bisa hilang dan akan menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan. Dengan dibekukannya PSSI maka Menpora Imam Nahrowi sudah memanusiakan manusia karena setelah PSSI beku tiada lagi Sepak Bola Gajah & Sepak bola Main Sabun mereka pemain akan benar-benar bermain selayaknya manusia.

Sekali lagi Maaf Bapak Soeratin kisah PSSI anda sekarang mesti the end dulu, semoga the end PSSI bisa menjadi cambuk untuk pembenahan PSSI dimasa depan yang benar-benar sesuai dengan cita-cita anda dulu...

Bravo MENPORA #Revolusi Mental....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun