Kopi dan Dua Remaja
Mulai kata, sore yang berjalan pada pelukan malam. Di ruas jalan, motor berkaki lalu-lalang. Tak lupa hujan menghampiri sebentar, lalu di usir pergi dengan kilat yang menyambar suatu kota.
Di meja, sebuah rumah kopi. Dua gelas dan dua orang remaja kesendirian dalam menyambut kopi dengan kacamata yang hitam. Berjalan pada cerita asrama, kilas balik penghubung peristiwa.
Sambil rias wajah dengan soda kecewa, setelah cintanya sebelah pulau lekas meninggalkannya dengan sepakan keras yang mengganjal pada hati. Cinta yang bertepuk sebelah tangan dan membuang segala cerita.
Kopi dan dua remaja dalam kesendirian, biji-bijian yang turun telah berhenti. Duo gelas, tinggal bubuk kopi. Lambat-laun, dinginnya datang dan memaksa kami pergi dengan meninggalkan sepersepuluh kertas di muka meja.
Semolowaru, 15 Januari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H