Mohon tunggu...
Susilo
Susilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang

💦peace began with a smile 💦 ig: hengkisusilo_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Odi Dayak Simpakng: Belahan Nusantara Menjunjung Satu Bahasa

29 Juni 2022   09:38 Diperbarui: 29 Juni 2022   09:50 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing, yang sering disebut local genius.

Local genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.[2] Budaya "Odi" adalah salah satu nilai yang baik yang ada di dalam suku Dayak Simpakng.

"Odi" mempunyai makna yang kurang lebih sama dengan "gotong royong" hanya saja, spesifikasi makna odi lebih subjektif dibandingkan dengan gotong-royong. Orang Indonesia pasti tidak asing mendengar istilah gotong-royong.

Hal ini mau menunjukkan bahwa kebersamaan dalam suatu komunitas atau daerah tertentu demi mencapai suatu tujuan bersama. Gotong-royong muncul atas kesadaran dan semangat untuk mengerjakan dan menanggung akibat dari suatu karya secara bersama-sama tanpa mengutamakan kepentingan pribadi, melainkan selalu mengutamakan kepentingan bersama.[3]

Budaya odi hampir sama dengan budaya gotong-royong yang kita kenal sebagi usaha demi mencapai tujuan bersama. Bagi suku Dayak Simpaknng, kata "odi" hanya digunakan untuk orang-orang yang bergotong royong di bidang pertanian.

Misalnya di musim panen padi, orang-orang akan menyebutkan istilah "odi" kemudian diikuti siapa subyek yang akan dibantu. Secara umum, gotong-royong akan dilaksanakan secara berkelompok, pembagian tempat odi dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan bersama dari setiap kelompok. Gotong -- royong berlangsung sampai musim pertanian berakhir.

Namun, karena pertanian berlanjut setiap tahunnya, masyarakat Dayak Simpakng tidak pernah mengenal kata selesai bergotong -- royong. Bergotong-royong dalam budaya odi menjadi suatu rantai hidup yang tak terputuskan bagi suku Dayak Simpakng.

Inilah alasan mengapa budaya odi menjadi satu kesatuan dari hidup masyarakat Dayak simpakng. Karena jika mereka berhenti memproduksi padi, sayur-sayuran, ataupun buah-buahan dari hasil pertanian, maka akan muncul kekrisisan ekonomi. Sebab mata pencarian di sana hanyalah bertani, baik itu bertani padi, kebun karet, atau sayuran dan buah-buahan.

Budaya odi selalu dilaksanakan dengan cara bergotong-royong. Sangat jarang proses pertaniah hanya dilakukan oleh sebuah keluarga saja. Untuk hasil yang memuaskan, para petani harus berusaha membuat lapangan pertanian sebesar-besarnya.

Jika lapangan pertanian terlalu kecil, maka akan menunjukkan statistic kerugian, inilah alasan mengapa setiap tahunnya orang Dayak Simpakng selalu membuat lahan pertanianya luas.

Karena sistemnya gotong-royong, untuk pertanian yang besar tidaklah memerlukan biaya yang besar. Tetapi sebaliknya, petani akan mengalami kerugian jika dikerjakan secara bergotong-royong di lahan kecil, sebab biaya pengeluaran tidak sesuai dengan hasil panen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun