Tahun 2014 merupakan tahun politik dimana setiap para politikus berlomba-lomba untuk mendapatkan suara terbanyak dari masyarakat,semua cara dilakukan tidak terkecuali dengan masuk ke lingkungan akademisi seperti kampus,yang mana seharusnya kampus merupakan areal bebas dari pengaruh politik praktis.
Sedikit bercerita tentang tahun politik saat ini,dimana kebetulan saya menjabat sebagai ketua bem fakultas dan benar-benar merasakan bagaimana rakus nya para politikus-poltikus untuk meraih suara/dukungan,beberapa hari yang lalu saya sempat di tawarkan untuk dapat bekerjasama dengan salah satu parpol dinegeri ini,dengan modus sy dapat menyiapkan tempat untuk acara mereka dikampus dan timbal balik nya saya akan mendapat jaringan yang lebih luas,sejujurnya saya tak habis pikir dengan cara yang mereka tawarkan,dalam otak saya berpikir alangkah busuk nya cara ini,cara yang meminta orang lain untuk melakukan sesuatu padahal demi kepentingan nya sendiri.disisi lain saya mempertimbangkan bahwa nanti nya akan banyak pihak yang terkait terhadap apa yang saya lakukan karena kampus merupakan tempat akademik yang seharusnya mempunyai posisi tersendiri dalam kehidupan bernegara dan juga mahasiswa merupakan kaum –kaum intelektual yang juga harus menjaga independensi nya dalam perpolitikan,netralitas politik jelas sangat dibutuhkan dalam dunia akademis jangan sampai hal-hal tersebut ternodai dengan masuk nya politik partai dalam kampus.
Ketika berbicara tentang mahasiswa ada sebuah ironi tersendiri yang saya saksikan di tahun politik ini,sungguh sangat miris ketika mereka yang biasa nya mengkritisi pemerintah malah terjerembab dalam lembah perpolitikan yang berbahaya ini,mereka seolah-olah lupa apa yang telah mereka perjuangkan sebelum nya,idealisme pun tergadai jauh dan dilupakan demi kepentingan sesaat yang banyak menawarkan materi-materi yang bisa mereka dapatkan dari keuntungan kondisi saat ini.tidak heran jika nanti negara ini pun akan semakin mengalami stagnasi dalam kepimpinan yang dipercaya,mahasiswa yang seharus nya mengawal perjalanan bangsa ini ternyata sangat mudah untuk berubah menjadi seorang yang pragmatis,entah dengan berbagai alasan mereka berargumen tentang pembelaan terhadap mahasiswa yang harus terlibat polirik praktis,ada yang beralasan tentang pemenangan seorang kader dengan mengatakan bahwa tarck record nya bagus dan sebagai nya,ada juga yang mengatakan bahwa realitas seorang akademisi tidak bisa dilepas kan dari dunia politik karna ketika politik dan dunia pendidikan berdiri sendiri-sendiri maka yang akan terjadi ialah jalan nya pemerintahan yang tidak terkendali,kemudian banyak lagi argumen-argumen yang memposisikan para akademisi harus turut andil dalam dunia politik.tetapi apapun alasan nya tetap bahwa civitas akademika bukan lah lumbung untuk berpolitik,dunia kampus merupakan produsen-produsen yang mencetak calon-calon penerus bangsa,karna apabila dunia pendidikan telah dimasuki oleh politik praktis maka hal-hal tersebut akan meracuni para peserta didik secara langsung maupun tidak langsung sehingga kelak apa yang mereka dapatkan dalam hal tersebut akan mereka terapkan dalam kehidupan bernegara nya,karena yang saya tahu dalam dunia politik tidak ada nama nya perjuangan yang tulus dan ikhlas untuk melakukan sesuatu,yang ada hanyalah bagaimana melakukan berbagai cara untuk dapat mencapai apa yang diinginkan.
Berbeda ketika kita bicara politik kampus,karena politik kampus ialah sistem yang mengajarkan para mahasiswa untuk berdemokrasi walaupun terkadang orientasi dari politik kampus ini hampir sama dengan politik praktis,tetapi dalam ranah aktualisasi,mahasiswa disini ditempatkan sebagai pelaku dalam perpolitikan tersebut yang turut andil untuk ikut serta dalam pembelajaran secara langsung dan menanamkan nilai-nilai demokrasi,maka akan timbul pertanyaan yang mendasar tentang apa yang kemudian membedakan politik kampus dan politik praktis dikarenakan menilik orientasi nya yang hampir bermuara pada hal yang sama (kepentingan) ? disini akan saya uraikan hal beberapa tentang politik kampus,memang berbicara konteks akan tidak terbantahkan bahwa hal ini sama dengan politik praktis tetapi dalam lingkup peran,mahasiswa merupakan kaum-kaum terdidik yang bertugas untuk terus berproses dalam pembelajaran agar kelak menjadi penerus bangsa yang dapat membawa kemajuan,kemudian dinamika kehidupan kampus tidak terlepas dari kehidupan berpolitik karena esensi politik itu sendiri timbul selama ada nya interaksi antar manusia,maka kampus merupakan tempat yang sangat tepat untuk berproses dalam dinamika politik untuk mahasiswa,karena disini mahasiswa mendapatkan lingkup yang memang sesuai untuk mahasiswa itu sendiri dan di kampus nilai-nilai tentang etika berpolitik lebih pantas untuk mahasiswa.tetapi berbeda ketika kita sebagai mahasiswa terlibat dalam politik praktis,disini sama saja kita memposisikan diri sebagai ‘jongos politik intelektual’ karena memang tidak sepantas nya seorang mahasiswa dengan nilai-nilai etika politik yang sudah didapatkan malah terjerembab ke dalam politik praktis dan bukan berperan sebagai pengawal perpolitikan nasional dengan meluruskan nilai-nilai yang tercela pada perpolitikan kita atau lebih memposisikan diri sebagai pengawas dan pemantau bukan sebagai pelaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H