Kartini yang dikumpulkan oleh Abendanon dari Belanda banyakl iteratur menggambarkan Kartini sebagai sosok sekuler dan feminis Barat, padahal sebenarnyaperjuangannya sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya pendidikan bagiperempuan dalam keluarga, sambil tetap menghormati peran laki-laki sebagai kepala keluarga.
Mencermati surat-suratSurat-suratnya menunjukkan Kartini sebagai seorang muslimah kritis yang menyoroti ketidakcerdasan keberagamaan dan pentingnya pemahaman Al Qur'an dalam mencapai cita-cita spiritual tertinggi. Dengan menyebut dirinya sebagai "Kartini saja", ia menunjukkan sikap anti-feodalisme dan kesadaran akan kesetaraan yang tinggi.
Namun realita yang terjadi sekarang adalah banyak yang menjadikan konsep kesetaraan gender yang di perjuangankan oleh RA. Kartini sebagai topeng untuk kaum wanita lebih bebas bahkan melebihi kodratnya sebagai perempuan.
Kata " Kesetaraan" Menurut KBBI adalah sejajar, memiliki kedudukan yang sama seakan menjadi senjata bagi para wanita yang telah terpengaruh oleh paham sekuler dan feminis barat,sehingga hal tersebut dijadikan landasan sebagai topeng untuk wanita lebih bebas, dampaknya apa? Feminisme barat merajarela, Penampilan busana ke barat barat an, syariat diabaikan bahkan hilangnya ibu pendidikan dalam keluarga.
Maka 21 april adalah momentum bagaimana mengembalikan perjuangan ibu RA Kartini kejalan yang seharusnya. Perkataan beliau dengan menyebut "Kartini saja" Mencerminkan bahwa beliau anti feodalisme dan mencerminkan ke tawadduan sebagai seorang muslimah,
sudah saatnya mengembalikan hak hak perempuan kepada tempatnya. Kritik saya kata"Kesetaraan" Diubah menjadi "Humanisme" Agar bisa meminimalisir penyalahgunaan kesetaraan untuk kebebasan yang biasa dilakukan oleh oknum oknum perempuan yang ingin bebas
Selamat Hari Kartini Perempuan Hebat
Habis gelap terbitlah terang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H