Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Nilai Spiritual di Balik Lagu 'Lilin-Lilin Kecil' Karya Chrisye

14 Mei 2016   12:27 Diperbarui: 14 Mei 2016   13:08 2933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagu selalu punya makna dibalik proses penciptaannya, terkadang pesan yang dikandung dapat mempengaruhi emosi: bergairah, bahagia, sedih dan sebagainya. Indonesia Raya adalah salah satu lagu yang mampu meningkatkan gairah dalam proses mewujudkan serta mengisi kemerdekaan Indonesia, Lagu-lagu seperti itu dibutuhkan bangsa ini untuk menggairahkan semangat membangun bangsa dan negara. Tetapi, pasca kemerdekaan lagu-lagu yang tercipta sedikit yang mengangkat gairah pembangunan, justru lagu yang hadir membawa emosi kesedihan dibalut nuansa percintaan yang justru secara tidak sadar menciptakan perasaan "CENGENG". 

Tidak serta merta merupakan salah pencipta lagu, karena berbeda motif pencipta lagu selain berkarya juga ada yang didasari motif mencari keuntungan "profit", Meskipun demikian tidak semua lagu yang lahir pasca kemerdekaan telah meninggalkan gairah pembangunan. Alm. Chrisye adalah salah satu pencipta sekaligus penyanyi yang meskipun beberapa lagunya bertemakan kesedihan asmara, akan tetapi dari keseluruhan karyanya ada juga yang menggugah gairah semangat pembangunan. Dan salah satu lagi yang menarik untuk digunakan sebagai renungan adalah "LILIN-LILIN KECIL" sekilas dari judul belum dapat diketahui apa makna yang tersirat, akan tetapi ketika sair pertama disenandungkan :

"Oh ... manakala, mentari tua lelah bersinar"

reungan: dari sair tersebut kita diajak untuk merunangkan bahwa orang tua adalah alasan kenapa kita tetap hidup, orang tua adalah tempat bergantung bagi kita bagaikan sinar mentari yang memberikan kehidupan di bumi. "LELAH BERSINAR" diartikan sebagai bahwa kehidupan di dunia adalah sementara/ tidak abadi. Ada kalanya orang tua menjadi tempat bergantung, tetapi ada kalanya orang tua telah memasuki masa senja tidak memiliki daya lagi seperti waktu muda membesarkan kita. 

"Oh ... manakala, bulan nan genit enggan tersenum"

renungan: dari sair tersebut kita diajak untuk mengerti bahwa di dunia ini ketika kita beranjak dewasa lepas dari ketergantungan orang tua. Seringkali itu tidak mudah, pahit getir kehidupan merupan hal lumrah yang harus dihadapi.

"Berkerut-kerut tiada berseri, Tersendat-sendat merayap dalam kegelapan"

renungan: dari sair tersebut kita diajak untuk tetap berjalan dan melangkah mencapai apa yang ingin kita cari dan menjadi tujuan kita, untuk membuktikan bahwa kita mampu dan dapat meraih sukses dalam kehidupan.

"Hitam kini, Hitam Nanti ... Gelap Ini, akankah berganti"

renungan: dari sair ini kita diajak untuk sadar bahwa dalam kehidupan ini tidak ada kemanjaan, jika kita tidak merubah dengan berusaha maka tidak akan berubah. Dan bahkan ketika kita berusahapun belum tentu akan membuahkan hasil seperti yang kita inginkan. Dan hanya bisa berpasrah dan berdoa kepada keajaiban yang kuasa.

"Engkau lilin-lilin kecil ... Sanggupkah kau mengganti .... Sanggupkah kau memberi ... Seberkas cahaya ... Engkau lilin-lilin kecil ... Sanggupkah kau berpijar ... Sanggupkah kau menyengat ... Seisi dunia ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun