Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lepas Barang Kesayangan Tak Terpakai, Relakah?

1 Januari 2024   12:28 Diperbarui: 1 Januari 2024   12:36 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi / Pixabay.com


Setiap dari kita pasti memiliki barang kesayangan. Bisa dibeli sendiri karena sangat menginginkannya ataupun pemberian hadiah dari orang terkasih. Itulah yang menjadikan hubungan emosional dengan barang-barang tersebut.

Waktu berlaku, disadari atau tidak sudah tidak terhitung dan tidak terpakat / terawat lagi barang-barang tersebut. Tidak jarang barang-barang hanya memenuhi ruangan saja ataupun tersimpan di gudang / kardus tanpa termanfaatkan. Ada banyak faktor diantaranya adalah perubahan preferensi kita yang dipengaruhi oleh tren ataupun lingkungan.

Meskipun barang-barang sudah tidak terpakai lagi. Kita cenderung sulit untuk merelakannya. Padahal barang-barang yang kita miliki bisa saja sangat bermanfaat bagi orang lain yang sedang butuh ataupun kalau sudah usang atau rusak barang-barang kita bisa kita serahkan ketempat daur ulang sehingga bisa dimanfaat kembali.

Momen pindahan rumah yang saya alami di tahun 2023, memberikan saya perspektif baru. Saya menyadari ternyata banyak sekali barang-barang yang sudah tidak terpakai dan hanya tersimpan. Barang-barang itu kebanyakan saya beli karena di waktu itu saya merasa menginginkannya dan meyakini barang itu bermanfaat. Beberapa saya dapat juga dari pemberian.

Ketika saya tata ulang satu persatu, saya teringat bahwa tumpukan barang-barang ini adalah hasil dari pikiran saya bahwa barang ini masih bermanfaat dan suatu saat nanti pasti akan diperlukan. Nyatanya, sampai waktu pindahan barang ini tidak pernah keluar dari tempatnya. Sayapun menyadari bahwa selama ini saya salah menerjemahkan apa yang menjadi keinginan saya dan bukan yang menjadi kebutuhan.

Sayapun akhirnya, mulai memilah barang-barang yang saya memang butuhkan untuk keseharian. Dan untuk barang-barang yang tidak saya perlukan saya pisahkan untuk saya berikan kepada orang yang memerlukan dan juga diserahkan ketempat daur ulang.

Itulah hikmah yang saya dapat di tahun 2023, berawal dari pindahan rumah, saya memperoleh perspektif baru bahwa untuk melepaskan barang kesayangan, perlu di awali dari kejujuran apakah barang tersebut kita memang butuh atau hanya keinginan. Saya menyadari apa yang kita inginkan hanyalah sekilas saja.

Momen tersebut, mengantar saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi sebagai Hikmah Tahun 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun