Vaksinasi menjadi upaya meningkatkan kekebalan tubuh kita dari ancaman suatu virus tertentu pembawa penyakit. Kita telah akrab dengan vaksinasi sejak kita dilahirkan. Beberapa vaksin telah ditetapkan keharusan untuk diberikan kepada anak-anak agar terhindar dari penyakit yang disebabkan virus-virus tertentu.
Saya tidak pernah terbayang akan divaksin lagi karena vaksin pada umumnya diberikan pada usia anak-anak. Namun, akhirnya dua kali suntukan vaksin Covid-19 telah saya terima di usia dewasa. Vaksin diusia dewasa menjadi hal yang tak lumrah bagi sebagian besar dari kita, jadi wajar apabila ada keraguan dan tanda tanya terkait hal tersebut. Tetapi dalam rangka mendukung terwujudnya kekebalan kelompok (herd immunity) kita semua patut optimis melaksanannya.
Dimulai dari pengecekan data riwayat kesehatan dengan metode wawancara dan pengecakan kondisi fisik sekarang. Selanjutnya, saya dinyatakan layak untuk menerima vaksin. Suntikan vaksin pun saya terima, saya heran ternyata jarum yang menembus kulit tidak terasa sama sekali. Mungkin karena ukuran jarumnya kecil dan badan saya besar hehe.Â
Saya ingat-ingat dulu waktu di sekolah dasar suntikan vaksin terasa sangat sakit. Setelah selesai divaksin, saya menunggu observasi selama 30 menit dan setelah itu saya diizinkan untuk meninggalkan tempat vaksinasi. Beberapa hari setelah vaksin, alhamdullilah tidak ada gejala penyerta apapun. Hal sama juga berlaku juga untuk suntikan kedua tepat 14 hari setelah vaksin pertama. Dari pengalaman tersebut, saya bisa katakan bahwa vaksin Covid-19 itu tidak sakit dan menakutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H