Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Saran Google Lebih Dipercaya dari Saran Orangtua

14 April 2020   21:47 Diperbarui: 14 April 2020   21:47 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pixabay.com/ orang tua tetap menjadi pemberi saran terbaik

Ketika ada hal yang kita tidak ketahui membuka google adalah salah satu cara termudah untuk mencari suatu jawaban. Jawaban tersebut sebenarnya tidak bersumber dari google sendiri, dikarenakan fungsi google sebagai alat pencarian hanya memberikan saran jawaban dari beragam referensi yang terindeks di google.

Google sebagai alat pencarian telah memudahkan kita untuk menemukan referensi dari setiap kata kunci yang kita ketik. Efisien waktu adalah hal yang akan kita dapat ketika menggunakan alat pencari google. Atas kemudah memperoleh referensi tersebut, maka telah mendorong hadirnya generasi yang selalu up to date serta mampu berfikir kritis. Salah satu akibatnya adalah seringkali orang tua kesulitan memahami anak ataupun bahkan terjadi pertentangan.

Learning by Doing adalah tradisi pembelajaran pada masa sebelum teknologi hadir ditengah kehidupan kita. Metode learning by doing tidak hanya memberikan informasi/ pengetahuan semata, akan tetapi juga pengalaman. Learning by doing secara tidak sadar telah membentuk perilaku dari generasi terdahulu yang saat ini telah menjadi para orang tua. 

Kesenjangan orang tua dan anak dapat terjadi dikarenakan perubahan metode pembelajaran yang dipengaruhi teknologi. Atas bantuan teknologi informasi/ pengetahuan termasuk pengalaman dapat diakses dengan cepat. Dampaknya adalah, generasi saat ini akan memiliki lebih banyak informasi/ pengetahuan tanpa harus mengalami secara langsung. Akibatnya seringkali generasi saat ini sulit dipahami dan jika dipaksanakan dengan metode learning by doing yang telah terintenalisasi pada orang tua, maka tidak jarang anak justru akan mengkritisi. 

Saran yang diperoleh anak dari sumber lain padahal belum tentu lebih baik dari saran informasi/ pengetahuan  dari orang tua. Namun, cara penyampain yang kurang tepat sering kali menjadikan saran dari orang tidak di denger. Agar saran di dengar anak, maka penyampaian orang tua harus bersikap terbuka untuk menguji saran yang diperoleh anak dari sumber lain misal google dengan saran dari orang tua. 

Adu argumen harus dapat diterima dalam hal ini karena itu bentuk sifat kritis dari anak-anak dan bukan bantahan. Ketika anak menjadi kritis di era saat ini bukanlah masalah, karena kritis merupakan bentuk kecerdasan yang apabila dikembangkan dapat memaksimalkan potensi dari anak-anak.

Untuk tiu dengan kebijakan bekerja dan belajar di rumah, maka siapkah untuk mencoba cara di atas agar saran di dengar anak dan tentunya akan membentuk keakraban juga melalui komunikasi yang intensif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun