Ketika ilmu yang bertambah sedikit dapat menjadi kehancuran yang besar. Kira-kira itulah yang coba disampaikan oleh Krugger dan Dunning dalam penelitian mereka tahun 1999-2000.Â
Orang yang bodoh (tidak kompeten) cenderung overestimate pada kemampuan mereka, sedangkan orang yang pintar (kompeten) cenderung underestimate pada kemampuan mereka.Â
Maksudnya piye?
Maksudnya, orang yang bodoh (tidak kompeten) cenderung percaya diri mereka bisa segalanya, sedangkan orang yang pintar (kompeten) cenderung humble atau tidak percaya diri dengan kemampuan mereka.Â
Hubungan antara tingkat "kemaki" dan "kerendah-hatian" seseorang dapat dilihat pada gambar berikut:
Orang yang tidak punya pengalaman dan pengetahuan (amatir) biasanya tidak akan percaya diri dengan kemampuan mereka. Singkat kata, mereka akan tahu diri dan tidak berlagak.Â
Tapi coba perhatikan, ketika orang amatir ini mulai mempelajari dan memahami sedikit ilmu, tingkat kepercayaan dirinya melambung tinggi. Dengan ilmu yang sedikit itu, dia merasa paling bisa segalanya. Semua dikritik dan dilibas. Ada yang tidak sependapat dengan ilmu yang baru dia pahami, langsung berkoar-koar.Â
Semakin bertambah usia dan semakin dia belajar, dia akan sadar bahwa ternyata dirinya tidak pintar seperti yang dia bayangkan. Sampai pada titik dia akan merasa sangat bodoh sekali. Mungkin pada titik inilah dia akan mengenang masa-masa lalu ketika pernah jadi manusia kemaki. Ia akan mulai malu sendiri sambil bergumam didalam hati "ternyata gue guoblok!".Â
Semakin usia dan ilmu yang terus bertambah, kebijaksanaan mulai tumbuh. Dia akan merasa bahwa "the more I learn, the more I realize that I know nothing!" (semakin saya belajar, semakin saya sadar bahwa saya tidak tahu apapun)
Sampailah akhirnya pada puncak kebijaksanaan seorang berilmu, dimana segala sesuatu tidak semudah yang dibayangkan.