Mohon tunggu...
Hendy Mustiko Aji
Hendy Mustiko Aji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Islam Indonesia

Dosen di Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Susah Memahami Pelajaran Kuliah? Mungkin Ini Sebabnya!

23 Oktober 2017   06:12 Diperbarui: 23 Oktober 2017   17:05 5657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://andupgsdunimed.blogspot.co.id/

Tiga sebab mengapa pelajaran kuliah sulit dipahami dan tidak bertahan lama dalam ingatan.

1. Kurangnya akhlaq (adab) kepada guru.

Meskipun bapak/Ibu guru atau dosen kurang jelas dalam menjelaskan, killer, ketat dalam penilaian, atau banyak memberikan tugas, tetap jagalah akhlaq (adab) kepada mereka. Tahan omongan-omongan negatif terhadap mereka. Hormati mereka dan jangan rendahkan mereka di depan ataupun di belakang pundak mereka.

"Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu" (Yusuf bin Al Husain)

2. Belajar hanya berorientasi kepada hasil.

Sebab lainnya adalah karena kuliah bukan untuk belajar, tetapi hanya untuk mendapatkan ijazah agar bisa berkerja di perusahaan tertentu. Dengan berorientasi yang tinggi pada hasil, mahasiswa akan mengabaikan proses. Dari situlah akan muncul perilaku belajar kebut semalam. Belajar hanya jika mau ujian. Proses belajar 1 semester yang sudah dilalui dibuang sia-sia dan diganti dengan proses belajar 1 hari 1 malam. Maka dapat kita pahami bahwa jika orientasi utama ditujukan pada hasil, proses yang baik niscaya akan diabaikan. Tidak heran jika pelajaran tidak bisa dipahami dengan maksimal dan tidak bertahan lama dalam ingatan.

Untuk itu, berorientasilah pada proses bukan pada hasil. Dengan orientasi pada proses, hasil yang baik pasti akan mengikuti. Pelajaran akan relatif lebih mudah dipahami dan akan bertahan lama dalam memori.  

3. Belajar dengan metode menghafal sehari semalam dengan gaya tekstual dan redaksional.

Seringnya mahasiswa belajar 1 hari 1 malam sebelum ujian. Belajarnya pun dilakukan dengan cara 'menghafalkan' buku secara tekstual dan redaksional. Tekstual dan redaksional dalam hal ini maksudnya adalah menghafal segala sesuatu dari buku dengan sempurna tanpa luput titik dan koma.

Cara belajar tekstual dan redaksional relevan pada konteks mahasiswa jurusan Agama Islam, karena mereka dituntut untuk menghafal ayat Al-Quran dan hadits dengan redaksi sempurna. Namun tidak untuk mahasiswa ilmu sosial.

Khusus untuk mahasiswa ilmu sosial, cara belajar yang lebih tepat adalah dengan menggabungkan hafalan dan pemahaman dengan meninggalkan unsur tekstual dan redaksional (meskipun pada beberapa kasus, hafalan tekstual dan redaksional tetap diperlukan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun