Mohon tunggu...
Hendy Prastyawan
Hendy Prastyawan Mohon Tunggu... Penegak Hukum - NIM 55521120029 Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak. Kelas T-401

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Magister Akuntansi Mata Kuliah Manajemen Perpajakan Kelas T - 401

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Satire Surga dan Neraka Pajak

20 Juni 2023   08:40 Diperbarui: 20 Juni 2023   08:46 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
elearning Mercubuana

Di dalam dimensi surga yang penuh cahaya Terdapat pajak yang mengejek kebahagiaan kita Para malaikat dengan kertas dan pena Menghitung penderitaan kita tanpa ampun

Di atas awan-awan empuk mereka terbang Mengintai pendapatan kita yang tersembunyi Mereka mengetuk pintu dengan sekop besi Dan menghancurkan impian kita menjadi serpihan

Di Surga Pajak, tak ada ampunan Wajib pajak takkan pernah mendapatkan pahala Setiap sen yang terkumpul adalah penderitaan Seperti duri menusuk jiwa yang terluka

Mereka yang jujur dan rajin bekerja Digigit oleh leher dingin birokrasi Pahitnya keringat menjadi keuntungan mereka Sementara kita hanya menanggung derita

Dalam metafora Surga Pajak yang menyedihkan ini Keadilan bersembunyi di balik tirai kabut Hukum yang rumit, undang-undang yang menggoda Seperti jaring laba-laba yang tak terpecahkan

Namun, jangan lupa tentang Neraka Pajak yang menunggu Di bawah tanah, di antara kobaran api neraka Pajak penghindar yang tidak bermoral dan koruptor Akan disiksa dalam api yang tak terpadamkan

Di dalam labirin kegelapan itu, mereka menjerit Seperti jiwa-jiwa terpenjara yang tak berdaya Dendam dari mereka yang telah dirugikan Menghantui mereka selama-lamanya

Tapi bagaimana dengan kita yang berada di tengah? Mendambakan keadilan, merasakan penderitaan Apakah ada harapan di dunia ini? Untuk membebaskan kita dari belenggu pajak yang menyiksa?

Tapi tunggu, mungkinkah ada harapan terang? Suatu saat nanti, surga sejati akan datang Di mana pajak tidak ada, hanya keadilan abadi Di mana kebebasan dan kebahagiaan bersama-sama bersemi

Hingga saat itu, kita berjuang melalui neraka dan surga Menghadapi pajak yang tak kenal ampun Mengharapkan hari di mana kita semua akan bersatu Dan penderitaan akhirnya akan berakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun