Di dalam dimensi surga yang penuh cahaya Terdapat pajak yang mengejek kebahagiaan kita Para malaikat dengan kertas dan pena Menghitung penderitaan kita tanpa ampun
Di atas awan-awan empuk mereka terbang Mengintai pendapatan kita yang tersembunyi Mereka mengetuk pintu dengan sekop besi Dan menghancurkan impian kita menjadi serpihan
Di Surga Pajak, tak ada ampunan Wajib pajak takkan pernah mendapatkan pahala Setiap sen yang terkumpul adalah penderitaan Seperti duri menusuk jiwa yang terluka
Mereka yang jujur dan rajin bekerja Digigit oleh leher dingin birokrasi Pahitnya keringat menjadi keuntungan mereka Sementara kita hanya menanggung derita
Dalam metafora Surga Pajak yang menyedihkan ini Keadilan bersembunyi di balik tirai kabut Hukum yang rumit, undang-undang yang menggoda Seperti jaring laba-laba yang tak terpecahkan
Namun, jangan lupa tentang Neraka Pajak yang menunggu Di bawah tanah, di antara kobaran api neraka Pajak penghindar yang tidak bermoral dan koruptor Akan disiksa dalam api yang tak terpadamkan
Di dalam labirin kegelapan itu, mereka menjerit Seperti jiwa-jiwa terpenjara yang tak berdaya Dendam dari mereka yang telah dirugikan Menghantui mereka selama-lamanya
Tapi bagaimana dengan kita yang berada di tengah? Mendambakan keadilan, merasakan penderitaan Apakah ada harapan di dunia ini? Untuk membebaskan kita dari belenggu pajak yang menyiksa?
Tapi tunggu, mungkinkah ada harapan terang? Suatu saat nanti, surga sejati akan datang Di mana pajak tidak ada, hanya keadilan abadi Di mana kebebasan dan kebahagiaan bersama-sama bersemi
Hingga saat itu, kita berjuang melalui neraka dan surga Menghadapi pajak yang tak kenal ampun Mengharapkan hari di mana kita semua akan bersatu Dan penderitaan akhirnya akan berakhir