Mohon tunggu...
Hendy Prastyawan
Hendy Prastyawan Mohon Tunggu... Penegak Hukum - NIM 55521120029 Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak. Kelas T-401

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Magister Akuntansi Mata Kuliah Manajemen Perpajakan Kelas T - 401

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kemajuan Teknologi Informasi Perpajakan Satu Dimensi dalam Optik Herbert Marcuse

8 November 2022   10:47 Diperbarui: 12 November 2022   08:17 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imbas Kemajuan Teknologi Informasi

                Manusia dewasa ini membutuhkan teknologi melebihi pada jalan-jaman sebelumnya. Hal ini merupakan kewajaran karena kemajuan teknologi saat ini sangat menunjang semua kebutuhan manusia, seperti contohnya teknologi komunikasi dengan hadirnya hand phone ataupun aplikasi zoom yang dapat memperpendek jarak dan waktu. Banyaka aplikasi yang secara tidak langsung mempermudah pekerjaan manusia,seperti aplikasi gojek dan grab yang memudahkan manusia dalam memesan transportasi dan memesan makanan. Secara tidak langsung, teknologi yang sangat berkembang pesat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat saat ini.

                Kemajuan teknologi ini tentu selain memberikan dampak positif kepada manusia, di sisi lain juga berimbas negatif. Banyak orang tua yang melaporkan kasus terkait anaknya yang terlalu kecanduan dengan hand phone, baik itu karena permainan game yang ada di hanphone tersebut maupun aplikasi lainya yang membuat anak susah untuk lepas dari handphone. Akibat buruknya, konsentrasi anak anak maupun fokus dan semangat mereka untuk belajar menjadi sangat berkurang. Bahkan, ada beberapa anak yang mengalami gangguan penglihatan atau matanya rusak imbas dari kecanduan salah satu hasil produk kemajuan teknologi ini. Secara umum, sisi negatif dari kemajuan teknologi yang sangat terasa adalah menjadikan masyarakat menjadi pribadi yang individualis dan tidak membutuhkan orang lain karena teknologi telah memberikan semua yang diberikan sesesorang mau tanpa mengandalkan tenaga orang lain. Hal ini dapat terlihat dari kurangnya ruang public untuk berkomunikasi antara personal, mereka lebih suka memainkan handphone mereka daripada berkomunikasi atupun sekedar bercengkerama dengan teman ataupun tetangga yang mereka kenal.

Penggunaan Teknologi Informasi yang massif di bidang perpajakan

                Kemajuan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat luas, namun instansi pemerintah juga memanfaatkan kecanggihan informasi saat ini, seperti halnya instansi sekelas Direktorat Jenderal Pajak atau yang lebih dikenal dengan singkatan DJP. Dengan keampuan yang dapat memudahkan Wajib Pajak, DJP mencoba memanfaatkan teknologi informasi ini untuk dapat berinteraksi dengan Wajib Pajak, memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibanya yang nanti pada ujungnya kecanggihan informasi ini dapat menunjang tercapainya target DJP dalam mengumpulkan penerimaan negara di bidang perpajakan.

                Banyak aplikasi yang sudah diluncurkan oleh DJP, baik itu yang berbasis offline maupun yang online. Berkembangnya aplikasi ini turut ditunjang dengan meningkatnya penggunaan internet maupun sarana penunjang teknologi informasi yang lainya di masyarakat. Dengan adanya kecocokan terkait kebutuhan dan penunjang antara DJP dan masyarakat ini semakin menjadikan msayarakat yang berada dalam 1 (satu) frekuensi atau satu dimensi, dimana sama -- sama sudah sangat bergantung kepada Teknologi Informasi baik untuk melunasi kewajiban di bidang perpajakan maupun mengumpulkan pajak sebagai instrument pendapatan negara.

                Walaupun kemajuan teknologi informasi ini secara kasat mata sangat berpengaruh positif bagi DJP maupun Wajib Pajak, di sisi lain tentu penggunaan aplikasi yang berbasis teknologi informasi ini telah menyebabkan kesulitan bagi Wajib Pajak yang tidak mempunyai sarana penunjang di bidang teknologi informasi atau Wajib Pajak yang sudah berumur dan gagap dengan teknologi. Dengan dihapuskanya beberpa sistem manual di DJP telah menyebabkan kaum yang sudah berumur dan gaptek menjadi kesulitan untuk dapat menjalankan hak dan kewajibanya di bidang perpajakan. Apabila dilihat dari Undang-Undang Perpajakan, tentu hal ini menjadi sebuah ironi tersendiri karena hak dan kewajiban setiap wajib pajak telah dijamin dengan Undang Undang yang berarti hak dan kewajiban setiap Wajib Pajak adalah sama atau setara di mata hukum.

Penggunaan Teknologi menyebabkan ketergantungan teknologi semakin membesar

                Ketergantungan masyarakat, perusahaan maupun instansi pemerintah terhadap kemajuan teknologi informasi inimenyebaban suatu ideologisme baru di masyarakat Indonesia, ideologi terkait konsumsi teknologi informasi yang sangat massif ini dapat dikatakan sebagai suatu ideology konsumtivisme , suatu ideology yang mengagungkan tindakan konsumtif yang berlebihan tanpa memikirkan dampak yang lebih luas di masa depan sehingga akan berakibat buruk bagi generasi ke depanya. Ideologi ini pada akhirnya akan berubah menjadi ideology yang menagungkan konsumsi material. Selanjutnya, konsumtivisme mendasari rasionalitas atau pandanangan masyarakat luas yang selalu mengukur sesuatu dari sisi materialitas.

Pandangan yang berbahaya terkait materialitas ini akan berdampak pada rusaknya tatanan masyarakat yang ideal, dimana masyarakat akan terbentuk oleh sebagian kecil pemodal besar atau akan menguntungkan para imperialis dan kapitalis. Para pemodal besar ini akan dapat dengan mudah mengarahkan masyarakat, korporasi maupun instansi pemerintah yang megurusi hajat hidup orang banyak sehingga tujuan akhir dari masyarakat luas ini adalah semakin melenggangkan kepentiangan para kaum imperialis guna membuat eksis kaum yang ekslusif ini. Dengan telah dikuasainya semua elemen yang ada di masyarakat inii menjadikan susunan masyarakat ini tak ubahnya seperti masyakarat satu dimensi (Herbert, 1968). Msayarakat satu dimensi dapat diartikan suatu masyarakat yang mempunyai frekuensi yang sama, mengekor kepada keinginan para kapitalis tanpa banyak protes ataupun kritis karena mempunyai pola hidup dan kebutuhan yang sama dan sejalan dengan misi para kaum kapitalis.

Sisi Negatif Penggunaan Teknologi Informasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun