Se-Indonesia sudah mengetahui nama bapak yang fotonya menghiasi sebagian besar berita hari ini, setelah diperhatikan ternyata tidak ganteng-ganteng amat tapi tiba-tiba saja langsung jadi artis "Horey, selamat bapak Habiburokhman selamat" Saya senang.
Sangat tidak elok apabila penulis membawa bendera partai bapak yang satu ini, gara-gara nama bapak bisa-bisa partai pun jadi korban, jadi bau, jadi bocor dan bisa jadi tambah berkurang dukungan dari masyarajat. Jadi ingat peribahasa "Gara-gara Habiburokhman ... ah sudah lah" ternyata Habiburokhman yang buat kebocoran Gerindra makin gede, ckckckÂ
Kilas baliknya pada suatu hari, dengan gagah berani dan perkasa disertai semangat empat lima beliau berkicau "Saya berani terjun bebas dari Monas jikalau Teman Ahok berhasil mendapatkan sejuta KTP" Sebuah janji yang bahkan oleh Ahmad Dhani the geng  pun tidak mampu menepati nya.Â
Tentulah penulis sangat mengapresiasi kicauan bapak Habiburokhman ini, menunjukkan identitas  ciri seorang lelaki gentle karena berani berjanji demikian, cucok dengan prinsip penulis.
Entah apa yang ada di pikiran bapak Habib ini, penulis percaya bahwa maksud beliau adalah untuk menyemangati Teman Ahok untuk bekerja lebih keras, untuk tidak menyerah pada keadaan, untuk fokus pada sasaran dan untuk supaya beliau dapat menepati janjinya kepada bangsa Indonesia apabila berkesempatan.
Â
Sorak Sejuta KTP ...
Sorak Teman Ahok berkumandang tanda telah berhasil mengumpulkan sejuta KTP untuk memajukan Ahok, sapaan akrab Basuki Tjahja Purnama untuk maju dalam jalur independen menuju kursi DKI 1.
Tentunya Publik tidak lupa akan janji bapak Habiburokhman perihal terjun bebas di Monas. Bapak Habib tidak lupa sampai-sampai hati pun ikut deg-degan, mungkin ini yang dinamakan cinta? Pasti beliau akan sangat senang dan terhormat karena akan menepati janjinya sebagai lelaki.
Â
Jangan Mengecewakan Rakyat...
Di jaman yang krisis rasa malu ini, kehadiran seorang figur jujur dan bertanggung jawab sangat dinantikan apalagi dia seorang lelaki, lelaki harus menjawab tantangan itu!
Rakyat Indonesia boleh melupakan apa yang telah diucapkan oleh Habiburokhman, tetapi hemat penulis sebagai lelaki tidak boleh lupa, lelaki harus menepati janji, bertanggung jawab pada perkataan karena akan sangat pantang bagi seorang lelaki untuk menjilat kembali ludahnya yang telah keluar.