Anggota ini tidak memahami, ketika mereka menjadi bagian dari parpol, maka mereka tidak bisa melamar jadi pengawas dan penyelenggara pemilu. Tidak pikir panjang lah kalau bisa dibilang. Ini terbukti ketika rekrutmen anggota PPK, PPS, Panwascam, panwasdes, atau yang ada di bawah. Ketika wawancara ketahuan mereka terafiliasi parpol, ya gugur lah di sini. Masakan mereka tidak tahu mereka akan gugur? Di sini terjawab bahwa pendidikan kepemiluan mereka kurang.Â
Penulis juga menduga kuat bahwa mereka yang status keanggotaannya tidak ganda pun sebenarnya tidak benar-benar paham akan visi, misi dan ideologi parpol. Mereka hanya bergabung saja menjadi afiliator parpol. Ketika ditanya mengapa bergabung dan mengapa memilih parpol itu, mereka tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Mereka juga tidak memahami betul apa yang dikerjakan parpol.
Kalau merujuk teori tentang partai politik, partai politik di Indonesia masih termasuk partai massa yang cenderung menggait banyak pengikut tanpa menaruh perhatian kuat pada pendidikan politik bagi anggotanya.
Tentunya setelah proses ini masih akan ada proses perbaikan dan setelah itu dilanjutkan dengan proses verifikasi faktual yaitu KPU dan Bawaslu turun ke lapangan untuk membuktikan secara nyata di rumah kediaman anggota-anggota parpol ini. Parpol yang berbohong tentang anggotanya pasti akan ketahuan, kecuali anggota ini tidak mendapat kesempatan untuk dikunjungi oleh KPU dan Bawaslu, amanlah parpol.
Namun penulis sangat mengapresiasi para LO parpol yang telah memberikan diri, waktu, dan tenaga, hadir di KPU, menunggu anggotanya, mendampingi mereka dari pagi sampai acara selesai. Pokoknya salut dengan LO parpol ini.Â
Akhir kata mari terus kita kawal pesta demokrasi ini supaya dapat berjalan dengan baik. Mengingat saat ini Bawaslu juga masih belum ada Perbawaslu yang mengatur tentang pengawasan tahapan vermin. KPU juga dalam beberapa kesempatan melakukan beberapa kekeliruan. Penulis sangat yakin Pemilu ini akan ada banyak dugaan pelanggaran dan sengketa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H