Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Siapakah Musuh Anda?

17 Mei 2020   13:49 Diperbarui: 17 Mei 2020   14:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejahterah tidak mungkin tercipta tanpa disengajakan. Seperti sukses tidak mungkin diraih tanpa adanya aksi. Tanpa aksi, sukses hanya omong kosong. Aksi yang membawa kepada kesuksesan berawal dari suatu perencanaan yang bagus.

Penulis teringat buku The Art of War (Seni Perang) karya Sun Tzu, manakala berperang, seorang panglima perang harus memahami medan perangnya, perwira perangnya, prajuritnya, perbekalannya, persenjataannya---pendeknya mengenal dirinya sendiri. Keuntungan tak terhingga akan didapatkan oleh mereka yang mengenal dirinya sendiri.

Setelah mengenal dirinya sendiri, panglima perang perlu tahu juga tentang musuhnya. Jenderal perangnya siapa, perwiranya siapa, prajuritnya berapa banyak, persenjataannya, perbekalannya, situasi perpolitikan di negaranya, medan perang andalan mereka, dan sedalam-dalamnya informasi tentang mereka.

Panglima perang yang mengenal diri sendiri dan mengenal musuhnya, seratus kali berperang pasti seratus kali memang. Bila panglima perang hanya mengenal diri sendiri tanpa mengenal musuhnya maka kemungkinan menang masih 50:50. Bila panglima perang hanya mengenal musuhnya tanpa mengenal dirinya sendiri maka kemungkinan menang juga masih 50:50.

Dengan mengenal diri sendiri dan musuh, maka seorang panglima perang bisa memilih strategi yang jitu, bergerak lebih lincah dan setiap tindakan yang diambil itu lebih efektif dan efisien sehingga sekali libas langsung KO. Tidak merugi banyak hal.

Penulis menganalogikan kita sebagai panglima perang itu. Kita bagaimanapun harus kenal medan laga kita, kondisi pasar, orang yang bekerja bersama kita, mungkin juga untuk kita, asset kita, liabilities kita, arah perpolitikan negara, budaya sekitar, dan kondisi terkini lainnya. Memahami ini semua bisa membuat kita kuat.

Panglima perang yang baik adalah yang membuat rencana jauh sebelum musuh membuat rencana untuk menyerang, minimal lah sebelum musuh sampai. Demikian juga kita, jauh sebelum sebuah masalah muncul, kita sudah harus tahu dan membuat strategi yang jitu untuk menghadapinya.

Bagaimana kita bisa menang perang bila tidak mengenal diri sendiri? Socrates pernah bertanya, siapakah saya?  Celakanya tidak mengenal diri sendiri sekaligus tidak mengenal musuh-musuh kita!

Siapakah musuh Anda? Siapakah musuh panglima perang yang membaca tulisan ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun