Mohon tunggu...
Hendy Subiyanto
Hendy Subiyanto Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

terlarut dalam nuansa yang siap melarutkan nuansa kalian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pertemuan dengan Sang Garuda yang mukanya Dipalingkan

2 Mei 2011   16:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:08 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com




Klo akte kelahiran yang dibuatkan pak Lurah dilihat , nama saya Hendy Subiyanto, seorang anak manusia yang telah dilahirkan sejak 25 tahun yang lalu di sebuah desa di Indonesia. Dari semasa kecil sampai sekarang saya masih diberikan kesempatan untuk menuliskan tulisan saya ini hingga tulisan inipun dapat dituliskan, ketika memikirkan tentang sebuah Negara yang bernama Indonesia, masih banyak pertanyaan tentang Indonesia yang kata manusia-manusia yang menempati tanah tumpah darah,  Indonesia adalah negeri gemah ripah loh jinawi. Negara Indonesia kita kaya sumber daya alam darat dan maritim. Kita adalah bangsa besar dengan sumberdaya insani mencapai 240 juta jiwa. Kita adalah negeri dengan warna-warni budaya yang elok. Kita juga pewaris budaya leluhur yang eksotis; ratusan candi Hindu-Budha, ribuan masjid-masjid tua dan bersejarah, serta tabiat sosial masyarakat kita yang ramah tamah, terbuka, dan sumeh. Apakah semua yang mereka katakan  masih ada dinegeri Indonesia???? Semua sudah dihilangkan jawabku ketika menjawab pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran ini. Lalu dimanakah semua yang telah hilang itu?? Woooyyyyyyyy jawab woooooyyyy.. Dimana?????? Dimana negeri yang katanya loh jinawi itu???? Tunggulah sebentar y.. aku akan mencari dimana letaknya. Jawabku mencoba menjawab pertanyaan yang muncul lagi dibenakku . Jemari jemari ini kembali q gerakan untuk mencari lagi adakah kata-kata petunjuk di setiap tempat yang q singgahi yang mampu dijadikan batu pijakan untuk melangkahkan kaki menelusuri terjalnya bebatuan yang dipersiapkan didepan mata dalam mengusahakan menggapai sebuah negeri impian yang bernama INDONESIA.  Ditengah perjalanan sebuah garuda besar berbaring lesu diperlihatkannya kepadaq,,GARUDANYA TELAH DIPERSIAPKAN, teriaku girang.  Aku meminta bantuan kepada garuda itu untuk mengantarkan ke Indonesia yang benar benar Indonesia. Garuda menjawab dengan pertanyaannya, “Apa yang akan kau pertukarkan agar aku bisa mengantarkanmu sampai kesana??” akupun terdiam memikirkan jawabannya, akupun menjawab dengan lirih ”apa harus ada yang dipertukarkan?? Saat ini ku tak punya apa2 untuk dipertukarkan denganmu.”  Garuda itupun tersenyum dengan tatapan matanya yang langsung menusuk membakar jiwa ini, dia berkata “ Semua harus ada yang dipertukarkan,, kembalilah kamu dan persiapkan bekalmu,, aku ingin kamu menguras habis semua yang dipunyai orang-orang yang telah membuatku terasingkan dan orang-orang yang telah melupakanku“. Akupun membalas tatapannya dan ku menjawab perintahnya “apa hakmu memerintahkan aku untuk menguras mereka??dan apa yang akan kamu pertukarkan padaku??” jawabku mencoba membalas perlakuannya padaku. Sang Garuda itupun menjawab “akan aku antarkan kamu berkeliling mengelilingi indahnya negeriku jika engkau mau menjalankan perintahku”. Akupun mulai memikirkan penawaran yang diberikannya, berfikir dan terus berfikir hingga kepala ini terasa semakin berat semakin berat, dan keringat dingin pun telah keluar dari dalam tubuh ini. Lama memikirkan aku menjawab sang garuda “Bunuhlah aku sekarang juga kalo itu maumu ato aku yang akan membunuhmu, sesungguhnya aku tak tahu siapa yang menguras habis milikmu dan orang2 yang membuatmu terasingkan.” Garuda itupun tertawa dan pergi menghilang dengan memberikan pesan, “ini no HP q, kau hubungi no hp ini saja jika kamu membutuhkanku”. Disinipun aku terdiam membisu mencoba mencari dan membunuh garuda yang meninggalkanku itu”. Hingga saat ini no itupun masih aku simpan dan no itu selalu aku coba hubungi tetap tak ada balasan dari sang garuda yang telah menghilang.


SMS terakhir ku kirimkan ke sang garuda yang mukanya telah dipalingkan dari hadapanku

"Kesinilah kamu dan aku akan membunuhmu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun